Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ardistia Dwiasri Mengejar "Passion" ke New York - Bagian II

Kompas.com - 22/07/2011, 15:38 WIB

Persiapan matang dilakukan Disti setahun sebelum memantapkan diri terjun di industri mode New York. Ia melakukan riset sejak masih bekerja untuk Tommy Hilfiger pada 2004. Melakukan riset, menyusun rencana bisnis, semua dilakukannya mandiri selama empat bulan, berproses enam jam setiap harinya, menggunakan berbagai fasilitas gratis yang tersedia di perpustakaan.

Merasa yakin dengan kesiapan bisnis secara keseluruhan, baik dari segi produksi, manajemen, bahan baku yang sesuai dengan standar internasional, Disti melirik segmen perempuan dengan meluncurkan koleksi perdana pada 2007.

"Koleksi pertama yang diluncurkan adalah coat dengan menggunakan bahan baku dari Italia. Saat itu momennya menyesuaikan karenanya dikeluarkan koleksi musim dingin. Awalnya koleksi dibuat karena menyesuaikan dengan kondisi cuaca di Amerika. Namun ternyata koleksi coat juga laku di Indonesia, terutama untuk mereka yang sering traveling," jelas Disti yang mengenalkan produknya kepada pelanggan di Indonesia melalui kegiatan belanja privat di Jakarta.

Koleksi coat Ardistia New York bersanding dengan brand ternama di New York dalam trade show. Menurut Disti, wadah promosi produk fashion terbuka luas di New York. Seperti trade show yang dipilihnya untuk mengenalkan koleksi perdana. Alhasil, melalui wadah inilah, label Ardistia New York dikenal buyers dari Asia, Timur Tengah, selain dari Amerika dan juga Eropa.

Masuk butik
Koleksi Ardistia New York tak hanya diterima pasar New York, namun juga Kanada, Eropa, Timur Tengah, dan Asia. Disti memasarkan produknya melalui 98 butik yang tersebar di lima benua. Ardistia New York sendiri belum memiliki gerai mandiri. Meski begitu, label ini mampu memenuhi kebutuhan butik dengan konsisten menyuplai koleksi busana sebanyak 20-30 item untuk setiap model, dengan satu butik rata-rata memesan 8-12 model.

"Ingin punya gerai, tapi nanti, biayanya tinggi untuk mengoperasikan gerai. lebih baik sekarang fokus menguatkan label, termasuk ke Asia Pasifik, juga menjalankan e-commerce," jelasnya penuh perhitungan.

Pada tahun pertama labelnya ternama, Disti berhasil menggaet pelanggan setia di 20-30 butik di New York. Label Ardistia New York tak hanya ternama di Amerika atau Eropa, namun juga dikenal di Jakarta. Label Ardistia New York menyasar segmen tertentu di Jakarta, dengan karakter eksklusif yang dipertahankan hingga sekarang.  Eksklusif bukan berarti rancangan Disti dibanderol dengan harga tinggi. Koleksi terbaru Ardistia New York, Relaxed Elegance, misalnya ditawarkan mulai USD 100 (sekitar Rp 850.000).

"Pertimbangan biaya operasional tinggi untuk membuka butik, selain juga sistem dan manajemen yang belum matang untuk di Jakarta lebih menjadi soal mengapa masih bertahan dengan strategi private shopping event. Selain juga karakter eksklusif yang memang masih ingin dipertahankan, lebih karena strategi bisnis," jelasnya.

Masih banyak mimpi yang ingin diwujudkan Disti. Fashion sudah menjadi pilihan dan bagian dari dirinya. Ke depan, Disti ingin fokus pada desain fashion untuk menguatkan bisnisnya. Ia pun berharap, dan sedang mencari metode agar bisnis fashion yang didirikannya bisa berjalan mandiri.

"Inginnya, bisnis fashion ini bisa berjalan sendiri, manajemen baik, prosedur jelas, bisnis menghasilkan yang sama tanpa seorang Disti di dalamnya. Sehingga saya bisa fokus dengan berbagai hal lainnya. Seperti desain, menulis buku mengenai entrepreneurship di industri fashion, atau melakukan hal lain yang bisa memberikan kontribusi pada industri fashion, termasuk fashion Indonesia," tandasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com