Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ollie: Teknologi Mempercepat Kesuksesan Saya

Kompas.com - 31/07/2011, 14:21 WIB

Menurut saya Koprol adalah role model yang bagus untuk perusahaan startup Indonesia. Mereka punya sesuatu yang menarik perusahaan asing untuk melakukan akuisisi. Kalau pertanyaannya apakah terlalu cepat, menurut saya kembali ke idealisme founder-nya. Apa yang dicari dari akuisisi tersebut? Di angka berapa dia mau melepas? Lalu bagaimana bentuk kerja sama jangka panjangnya?

Kalau saya di posisi founder Koprol, akan ada banyak pertimbangan yang akan saya pikirkan. Terutama satu hal, yakni saya tidak mau kembali berada di bawah. Saya ingin tetap menjadi pemilik perusahaan saya. Karena sebagai enterpreneur, saya sudah terbiasa independen mengambil keputusan dan ketika akuisisi terjadi, tentu keputusan yang diambil harus berdasarkan kesepakatan dua belah pihak. Jadi harus banyak pertimbangan sebelum memutuskan akuisisi. Saya mungkin mau melepas perusahaan saya apabila angka yang ditawarkan cukup besar sehingga bisa membangun bisnis baru.

Ollie menghadiri event Regional Enterprenurship Summit (RES) di Bali dan bertemu Hillary Clinton. Bisa diceritakan pengalaman apa saja yang menarik selama berada di sana?

Hillary hanya pidato selama 30 menit dan lebih banyak menghadiri event Asean Summit. Beliau mengatakan Indonesia punya modal yang sangat besar, yakni orang-orang kreatif dari 200 jutaan penduduk. Kreatifitas orang Indonesia adalah asset bagi kemajuan entrepreneurship. Selama tiga hari, saya bertemu dengan pengusaha-pengusaha offline dari berbagai negara yang merupakan pemilik usaha franchise. Rata-rata, masalah enterpreneur di beberapa negara itu sama, mereka juga mempertanyakan regulasi pemerintah, kebijakan-kebijakan yang lebih friendly, access to capital.

Dan di breakout session saya bertemu perempuan-perempuan pengusaha venture capital yang mereka memiliki pemahaman yang sama bahwa jika perempuan pengusaha ingin maju di suatu negara, harus ada banyak role model di negara tersebut. Kalau di Indonesia, pengusaha perempuan yang menjadi role model mungkin kita bisa sebut Ibu Tri Mumpuni. Dia menciptakan listrik di sebuah desa yang kemudian malah dibayar oleh PLN dan desa-desa lainnya. Semua negara harus punya contoh sukses seperti itu.

Lalu yang paling menarik adalah kenyataan bahwa perempuan pengusaha-pengusaha offline tersebut tidak banyak yang melek teknologi. Melihat saya yang sukses di bisnis online, mereka penasaran dan ingin mempelajari juga cara berbisnis online. Saya beruntung menguasai teknologi. Kalau saya juga berbisnis offline seperti mereka, belum tentu saya ada di posisi yang sekarang ini. Mungkin bisa, tapi mungkin lebih lama. Teknologi sudah mempercepat kesuksesan saya dibandingkan pengusaha offline yang berbisnis dengan cara konvensional

Bagaimana dengan dukungan pemerintah terhadap industri digital selama ini menurut Ollie?

Saya memulai bisnis online sejak 2006 dan menurut saya sekarang pemerintah sudah lebih peduli terhadap enterpreneur terutama di bisnis kreatif. Dengan adanya event PPKI 2011 kemarin dan portal Indonesia Kreatif, pemerintah sudah menunjukkan kepeduliannya. Namun, pengusaha sebaiknya tidak bergantung kepada pemerintah. Buat saya, diberi bantuan saya terima, tidak diberi pun tidak masalah. Kalau kita bisa benar-benar menunjukkan perubahan, lama kelamaan juga pemerintah akan perhatian juga.

Ada tips untuk calon enterpreneur di Indonesia?

Kembali kepada passion masing-masing. Kalau sudah tahu passion-nya, pasti tahu harus ke mana. Lalu mulailah bergerak dan temukan peluang. Ketika sudah melakukan gerakan pertama, biasanya tidak mau berhenti. Seperti saya yang punya passion di buku. Setelah menyelesaikan buku pertama, saya terus menulis buku kedua, ketiga, dan seterusnya. Kalau mau ketemu peluang, bergerak aja with your passion and your dream, do all out. Uang, ketenaran, semua akan datang dengan sendirinya. Begitu pula dengan memulai bisnis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com