Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motif Batik Selingkuh Paling Digemari

Kompas.com - 12/08/2011, 22:35 WIB

PAMEKASAN, KOMPAS.com — Meskipun hari raya Idul Fitri tahun ini masih 18 hari ke depan, permintaan batik di sejumlah perajin batik di kampung batik, Dusun Banyumas, Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Madura, terus mengalami peningkatan.

Menurut Suadah (47), salah satu perajin batik, peningkatan mencapai 100 sampai 500 lembar batik dalam seminggu. Permintaan itu berasal dari lembaga pemerintahan dan perusahaan yang akan dibuat untuk bingkisan Lebaran. "Katanya bapak-bapak yang datang ke sini untuk dibuat bingkisan Lebaran," ujar Suadah, Jumat (12/8/2011).

"Sejak awal Ramadhan, permintaan terus meningkat sehingga saya dan beberapa karyawan lainnya harus menambah jam kerja di malam hari," ungkap Suadah.

Sementara itu, Nur Halimah, perajin batik lainnya, menuturkan, yang paling banyak dipesan oleh pembeli selama dua bulan terakhir adalah batik motif serat kayu. "Motif serat kayu di beberapa perajin batik cukup ada dua warna saja. Tetapi, kami memilih warna yang variatif tanpa merubah karakter semula, hasilnya lebih banyak diminati pembeli," tutur Nur Halimah.

Hasil inovasinya itu, lanjut Nur Halimah, oleh para pembelinya disebut dengan batik motif "selingkuh". Istilah selingkuh itu karena warna pada motif batik serat kayu dipadu dengan warna yang lebih variatif. "Karena warnanya bermacam-macam, kemudian disebut batik selingkuh," ujarnya.

Per lembar batik ukuran 2 x 2 meter di perajin dijual seharga Rp 70.000. Tidak jarang pula ada permintaan jenis motif batik lainnya yang lebih bagus, yang harganya mulai dari Rp 100.000 sampai Rp 500.000.

Abdurrahman, salah satu pengusaha batik di Dusun Banyumas, Desa Klampar, Kecamatan Proppo, menuturkan, sejak awal Ramadhan, banyak pembeli yang datang langsung ke perajin. Mereka beralasan lebih murah jika dibandingkan dengan membeli di pasar, gerai, atau toko batik di Pamekasan. Selisihnya per potong batik mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 50.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com