Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CakCuk, Kaos Kata-kata Suroboyoan

Kompas.com - 28/10/2011, 10:34 WIB

KOMPAS.com - Ingin mencari buah tangan untuk rekan, kerabat, atau sahabat, tapi bosan membeli yang itu-itu saja? Tak perlu ragu untuk mencoba melongok ke toko yang menjual cenderamata unik berupa kaos kata-kata. CakCuk dari Surabaya, misalnya.

Peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2005 silam, menjadi tonggak sejarah tersendiri bagi Dwita Roesmika, SE, Ak  (35). Pasalnya, di hari itu usaha pembuatan kaos kata-kata Suroboyoan miliknya mulai diperkenalkan ke masyarakat. “Proses pembuatan usaha ini enggak membutuhkan waktu lama. Hanya hitungan minggu,” tutur mantan karyawan sebuah perusahaan besar tingkat nasional itu.

Dwi, begitu pria ini biasa disapa, tak menyangka usahanya dapat berkembang pesat hingga seperti saat ini. Tak banyak harapan muluk ketika ia mulai membuka usahanya ini. “Awalnya, cuma ingin mengisi waktu luang di hari Sabtu dan Minggu. Selain itu, usaha ini adalah bentuk kegusaran saya, kenapa Surabaya tidak punya oleh-oleh yang khas seperti daerah lain. Kalau pun ada, ya, cuma itu-itu saja. Akhirnya, terpikir untuk bikin oleh-oleh alternatif. Saya pilih kaos sebagai medianya.”

Surabaya terkenal dengan warganya yang ceplas-ceplos dalam berbicara, dan berani mengungkapkan isi pikiran dengan kata-kata, yang mungkin bagi sebagian orang dianggap “kasar”.

“Tapi, di Surabaya itu sudah biasa, itu namanya misuh. Agar semakin menarik dan mudah diingat, saya memilih nama CakCuk. Cak adalah panggilan akrab di Surabaya yang artinya sama dengan Mas atau Bang. Kalo Cuk, ya itu juga kata yang biasa diucapkan,” ungkap Dwi ketika ditemui di salah satu toko CakCuk miliknya di jalan Mayjend Sungkono No. 35, Surabaya.

Bermodal Rp 5 juta, Dwi memulai usahanya melalui pameran di Balai Pemuda. “Saya bikin 400 kaos dengan 20 desain. Awalnya, agak sulit memasarkannya. Wajarlah, namanya juga barang baru. Lakunya saat itu cuma 5 kaos per minggu. Tapi, saya enggak patah semangat, saya terus ikut berbagai pameran dan membuka stand di berbagai acara. Alhamdulillah, setahun kemudian mulai dikenal dan makin banyak pelanggannya,” tutur pria yang kini sudah memiliki 25 karyawan ini.

Ratusan desain
Setelah usahanya makin mapan, tahun 2008 Dwi memutuskan untuk benar-benar fokus mengelola CakCuk. Dwi pun keluar dari pekerjaannya sebagai Senior Accounting. “Sekarang, saya sudah punya empat toko sendiri, dan sekarang juga kaos CakCuk ada di lima cabang swalayan yang bekerjasama dengan saya.”

Agar pelanggan tak bosan, lanjutnya, setiap bulan ia mengeluarkan tiga sampai lima desain kaos baru. Ia juga memiliki enam tema kaos. Yaitu, tema nasional, Surabaya Kota Pahlawan, Surabaya Esek Esek, Surabaya Kota Makanan, Surabaya Tempo Doeloe, dan desain nyeleneh yang berisi kata-kata misuh.

Meski kini sudah ada ratusan desain yang dibuatnya, “Ada saja pelanggan yang minta desain lama. Bahkan mereka rela menunggu beberapa hari untuk dibuatkan,” ucap Dwi, yang juga menerapkan paket diskon dan bonus untuk menarik semakin banyak pelanggan. “Apalagi di masa liburan, pasti akan semakin ramai pembelinya,” sambung Dwi yang kini memiliki omzet per bulan sekitar Rp 120 juta.

Satu kaos produksi CakCuk harganya Rp 64.000. Namun Dwi terpaksa menaikkan harganya, menyusul kenaikan barang baku dan proses pembuatannya. "Ini saja saya belum naikkan lagi, soalnya kalau dihitung dengan biaya produksi dan lain-lain, satu kaos harusnya dijual Rp 95 ribu. Tapi kalau saya naikkan, enggak enak sama pelanggan. Kalaupun harga harus naik, saya juga harus meningkatkan kualitas produksi dengan menggunakan bahan-bahan terbaik.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pijat Wajah dengan Gua Sha, Waspadai Risiko Ini

Pijat Wajah dengan Gua Sha, Waspadai Risiko Ini

Look Good
Berapa Kali Sehari Menggunakan Gua Sha?

Berapa Kali Sehari Menggunakan Gua Sha?

Look Good
Apa Itu Love Language?

Apa Itu Love Language?

Feel Good
Apakah Gua Sha Bisa Meniruskan Pipi?

Apakah Gua Sha Bisa Meniruskan Pipi?

Look Good
Kini Ada Pisau Lipat Swiss Army Tanpa Mata Pisau, Kenapa?

Kini Ada Pisau Lipat Swiss Army Tanpa Mata Pisau, Kenapa?

Look Good
Ketika Gaya Kampus Mengubah Cara Orang Berpakaian

Ketika Gaya Kampus Mengubah Cara Orang Berpakaian

Look Good
6 Cara Mencukur Bulu Ketiak yang Benar agar Tak Iritasi 

6 Cara Mencukur Bulu Ketiak yang Benar agar Tak Iritasi 

Look Good
4 Cara Membuat Masker Kopi untuk Wajah Sesuai Kondisi Kulit

4 Cara Membuat Masker Kopi untuk Wajah Sesuai Kondisi Kulit

Look Good
3 Tips Merawat Rambut Bercabang, Rutin Gunting Ujung Rambut

3 Tips Merawat Rambut Bercabang, Rutin Gunting Ujung Rambut

Look Good
5 Cara Menghilangkan Bulu Ketiak Secara Alami 

5 Cara Menghilangkan Bulu Ketiak Secara Alami 

Look Good
Apakah Kopi Dapat Menghilangkan Bulu Ketiak? 

Apakah Kopi Dapat Menghilangkan Bulu Ketiak? 

Feel Good
6 Tips Menghindari Rambut Rontok Saat Tidur

6 Tips Menghindari Rambut Rontok Saat Tidur

Look Good
Kunyit Bisa Menghilangkan Bulu Ketiak, Simak Caranya 

Kunyit Bisa Menghilangkan Bulu Ketiak, Simak Caranya 

Look Good
Cara Membuat Rambut Menjadi Tebal secara Alami

Cara Membuat Rambut Menjadi Tebal secara Alami

Look Good
Zodiak dengan Sifat Menyebalkan, Siapa Juaranya?

Zodiak dengan Sifat Menyebalkan, Siapa Juaranya?

Feel Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com