Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menabung untuk Beli Barang Mahal

Kompas.com - 16/11/2011, 08:18 WIB

KOMPAS.com - Siapa pun pasti ingin memiliki rumah atau mobil. Namun, harganya mungkin tak terjangkau. Mau tidak mau keinginan pun harus dipendam. Padahal, tandas perencana keuangan Safir Senduk, siapa pun bisa memiliki mobil, rumah idaman, dan benda-benda mahal lainnya. Asalkan mereka tahu cara memperolehnya, yakni dengan merencanakannya sungguh-sungguh. Berikut kiat-kiat yang diberikan konsultan masalah keuangan dari Biro Perencana Keuangan Safir Senduk & Rekan ini.

Tentukan prioritas dan harga
Safir mengingatkan agar tiap orang sadar pada kemampuannya sendiri. Selain perlu perencanaan matang, tak semua keinginan atau kebutuhan bisa dipenuhi segera. Untuk barang berharga mahal, Safir menyarankan agar kebutuhan tersebut dikelompokkan berdasarkan prioritas dan harga.

* Prioritas
Menentukan prioritas berdasarkan apa yang sangat dibutuhkan saat itu sangatlah penting. Seorang kurir, contohnya, kebutuhan prioritasnya kemungkinan besar adalah kendaraan roda dua. Berbeda dengan pekerja kantoran, mungkin kebutuhannya akan kendaraan menempati urutan kesekian karena yang terpenting adalah tempat tinggal. Bukan tidak mungkin setelah kebutuhan akan rumah dan kendaraan terpenuhi, prioritas itu bergeser ke barang-barang elektronik. Apa pun wujudnya, setiap keluarga haruslah memprioritaskan sesuatu berdasarkan kebutuhan yang lebih penting.

* Harga
Tak jarang kita dibuat bingung mana yang harus dibeli lebih dulu, kendaraan atau rumah. Bila keduanya memang sama penting, kita bisa mengelompokkannya berdasarkan harga, mulai yang termahal, sedang, dan murah. Misalnya, yang terbilang mahal rumah dan kendaraan, yang terbilang sedang, barang-barang elektronik. Sedangkan yang murah, peralatan rumah tangga ataupun pakaian, dan kebutuhan sederhana lain.

Penentuan berdasarkan harga ini sangat diperlukan karena biasanya perlakuannya pun akan berbeda. Barang yang berharga murah atau sedang-sedang saja umumnya tidak memerlukan perencanaan matang. Bahkan bisa langsung dibeli begitu dibutuhkan. Sedangkan kebutuhan berharga ratusan juta rupiah pastilah butuh perencanaan matang, disiplin menabung dan waktu lama.

Menurut Safir, orang Indonesia memiliki kebiasaan membeli barang yang harganya disanggupi lebih dulu, baru kemudian yang sedang dan mahal. "Sebenarnya, sih, sah-sah saja. Akan tetapi kalau sudah fokus ke barang-barang yang harganya mahal, kebiasaan membeli barang lain yang kurang dibutuhkan maupun harganya lebih murah haruslah dihilangkan dulu."

Perencanaan matang
Saat merencanakan pembelian barang-barang mahal, menurut Safir ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
1. Menabung rutin per bulan. Misalnya gaji tetap Rp 3 juta per bulan, sisihkan sekitar 10-20 persen, yakni Rp 300.000 - Rp 600.000. Keuntungannya, dana yang terkumpul bisa dihitung, setahun Rp 3.600.000 - Rp 7.200.000. Masalahnya, jarang ada orang memiliki komitmen tinggi untuk menabung rutin dengan jumlah yang sama, apalagi melebihi.

2. Menabung tidak rutin per bulan, tapi hanya kalau dapat bonus saja. Keuntungannya, jumlah yang didapat bisa langsung besar, tapi dana yang terkumpul membutuhkan waktu relatif lama.

3. Menabung rutin per bulan ditambah bonus, hingga target yang akan dicapai bisa lebih cepat terealisasi. Dalam setahun dengan tabungan rutin sebesar Rp 3.600.000 - Rp 7.200.000 ditambah 3x bonus masing-masing Rp 2.000.000, contohnya, dipastikan bisa terkumpul Rp 9.600.000 - Rp 13.200.000. Safir sangat menyarankan pemakaian cara ini, terlebih bila dana dibutuhkan cepat.

Menuntut komitmen tinggi
Masalahnya, seberapa besar pun gaji seseorang, bila tidak pintar-pintar mengatur, bukan mustahil setiap bulan ia pasti akan selalu kehabisan, hingga tak ada dana tersisa untuk menabung. Untuk itu, Safir menyodorkan dua syarat:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com