Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Pekerja Pendatang Tinggalkan Aceh

Kompas.com - 13/01/2012, 03:07 WIB

Medan, Kompas - Para pekerja asal Pulau Jawa di Aceh memilih berbondong-bondong pulang kampung agar terhindar dari penembakan misterius yang marak lagi dalam dua pekan terakhir. Mereka pulang bergelombang menggunakan mobil, bus, atau pesawat terbang.

Para pekerja mengaku tidak tenang sejak terjadi penembakan terhadap beberapa pekerja asal Jawa, dua pekan lalu. Sebagian pekerja ini awalnya sekadar meliburkan diri dan bersembunyi di rumah. Namun, ketika berita penembakan semakin gencar, mereka memilih pulang kampung.

”Kami yang tinggal di daerah jauh dari lokasi penembakan saja takut, apalagi tinggal di dekat lokasi penembakan,” kata Dede Wahyudin (37) yang hendak pulang ke Bandung lewat Medan, Kamis (12/1). Dede saat itu menunggu bus bersama Ujang Udin (40) dan Pepen (38). Mereka bekerja di Langsa, Aceh. Sementara penembakan tersebut sering terjadi di Bireuen dan Banda Aceh yang berjarak 230 kilometer dari Langsa.

”Dari 50 pegawai di proyek ini, tinggal empat orang yang bertahan, selebihnya sudah meninggalkan Aceh karena merasa tidak nyaman dan keselamatannya terancam meskipun proyek sudah dijaga aparat keamanan, terutama malam hari,” kata seorang anggota staf proyek yang tak mau disebut namanya di Meulaboh, kemarin. Ia menambahkan, dua hari lalu 100 pekerja proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya, Kabupaten Nagan Raya, juga meninggalkan proyek menuju Medan dengan mencarter bus.

Eksodus pekerja dari Aceh membuat tiket pesawat dari Aceh ke sejumlah kota sulit diperoleh, terutama Medan dan Jakarta.

Eksodus selama sepekan terakhir itu dilakukan ratusan orang. Mereka berangkat dari Aceh secara berkelompok menggunakan bus dan mobil. Sesampainya di Medan, sebagian meneruskan perjalanan ke Jawa dengan pesawat terbang, lainnya naik bus.

Sebagian besar dari mereka bahkan enggan diwawancara. ”Mereka ketakutan. Bagi mereka dan juga saya, tempat paling aman sekarang, ya, kampung halaman,” kata Pitoyo (42), yang hendak pulang ke Semarang.

Sementara itu, rombongan Komisi III DPR, kemarin, mengunjungi Aceh untuk melihat situasi keamanan di sana. Mereka juga mengunjungi korban dan keluarga korban penembakan. ”Hasil temuan kami akan kami rapatkan dengan Kapolri,” ujar Wakil Ketua Komisi III Aziz Syamsuddin saat transit di Medan.

Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar mengatakan, yang terpenting pilkada berlangsung damai, demokratis, dan sesuai hukum yang berlaku.

Terkait kasus penembakan di Aceh akhir-akhir ini, Nazar menyerahkannya kepada aparat kepolisian. Beberapa korban penembakan diakui memang dari etnis pendatang. Namun, hal itu bukan berarti ada konflik etnis di Aceh. ”Orang luar Aceh, siapa pun, boleh masuk ke Aceh dan hidup di sini. Namun, ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengganggu perdamaian di Aceh dengan memainkan isu etnis,” kata Nazar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com