”Dalam tiga tahun ke depan, diharapkan ada 100 sampai 140 dokter subspesialis hematologi onkologi medik,” ujar Ketua Panitia Kongres Nasional Perhompedin I Ronald Hukom. Sebagai perbandingan, Singapura dengan 5 juta jiwa memiliki 80 dokter subspesialis hematologi onkologi medik.
Tidak imbangnya jumlah dokter dan pasien membuat banyak penderita kanker tak tertangani secara menyeluruh. Untuk itu, Perhompedin melatih para dokter spesialis penyakit dalam agar bisa menjadi mitra dokter subspesialis hematologi onkologi medik dalam memberikan terapi kanker secara sistemik dan efektif.
Kanker dapat diobati jika dideteksi sejak dini. Di sisi pencegahan, konsumsi buah dan sayur disertai menjaga berat badan dan rutin berolahraga menurunkan risiko terkena kanker hingga 30 persen.
”Pengobatan yang baik membuktikan penderita kanker dapat hidup 10 hingga 20 tahun sejak pengobatan,” kata Ketua Perhompedin A Harryanto Reksodiputro.
Dengan tambahan kompetensi, sebanyak 2.400 dokter spesialis penyakit dalam di Indonesia dapat dilibatkan dalam pengobatan kanker secara terpadu. Pengobatan terpadu membuat pembiayaan oleh pasien menjadi efisien.