Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korset, Kembali Digemari untuk Membentuk Tubuh

Kompas.com - 20/06/2012, 19:02 WIB

KOMPAS.com - Korset menjadi pakaian dalam wajib perempuan era Victorian yang dipakai di balik ballgown. Siluet era Victorian yang menonjolkan lekuk tubuh rupanya juga menarik perhatian perempuan urban modern.

Kini, korset bukan semata pakaian dalam yang pernah dianggap sebagai simbol status inferior perempuan. Korset telah menjadi bagian dari tren mode, bahkan digunakan sebagai outer wear.

Adalah Beyonce, Lady Gaga, Madonna, Miley Cyrus, persona era modern yang mengubah citra korset,menjadi salah satu produk fashion. Bahkan perempuan pun mulai berani bergaya dengan korset sebagai outer wear. Di era sebelumnya, aktris  bertubuh jam pasir, Marilyn Monroe juga pernah mempopulerkan korset sebagai kostum sebagai gadis dansa pada 1954.

Berkat keberanian para perempuan ini, korset tradisional bergaya vintage ala era Victorian, terlepas dari citra pengekangan fisik perempuan namun menjadi bagian tren mode. Keberadaan korset yang sempat hilang dan tergantikan bra, kini bangkit lagi. Korset kembali disukai perempuan era modern, karena membuatnya lebih seksi dan feminin.

Vanessa Barford dari BBC News Magazine menuliskan, penjualan korset melonjak tajam. Korset menjadi pilihan, bahkan tren untuk merampingkan tubuh. Perempuan bisa memenuhi keinginannya untuk tampil ramping dengan lekuk tubuh ideal, berkat korset.

Barford menyebutkan, produsen bra Rigby & Peller merilis hasil penjualan korset pada Mei 2012 meningkat 45 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Ebay juga melaporkan, jumlah korset terjual meningkat 185 persen sepanjang tiga bulan terakhir, mencapai 1.900. Masih dari data penjualan Ebay, minat tinggi terhadap korset banyak ditemui di Inggris (40 persen),Amerika Serikat (34 persen), dan Australia (8,6 persen).

Marks & Spencer mengakui, korset kategori lingerie model terbarunya terjual setiap tiga menit.

Rupanya pergeseran persepsi mengenai korset telah membuat pakaian dalam ini disukai perempuan modern. Sepertinya gaya vintage ini bukan lagi sekadar milik para ratu. Kita juga perlu berterima kasih pada beberapa serial televisi seperti Mad Men, atau film seperti My Week with Marilyn," kata Maz Spencer dari butik lingerie di London.

Menyiasati bentuk tubuh
Pilihan menggunakan korset juga berangkat dari keinginan perempuan untuk memiliki bentuk tubuh ideal. Direktur Kreatif Rigby & Peller, Nicky Clayton mengatakan korelasi antara fashion dan korset sebenarnya terkait dengan bentuk tubuh ramping dan berbentuk.

Korset yang telah menjadi bagian dari kehidupan perempuan sejak era 1830, bertahan hingga tahun 50-an, populer era 90-an berkat Madonna dan kini ditampilkan kembali oleh Lady Gaga, tetap disukai perempuan karena mampu memberikan penampilan feminin, seksi, dan menambah kepercayaan diri.

Liberty Sweet, salah satu pendiri The Folly Mixtures, berpendapat korset punya kekuatan besar, terutama untuk perempuan. Ia sendiri memiliki 15 koleksi korset. Baginya, korset tidak membatasi seseorang tapi justru memberikan sensasi tersendiri ketika memakainya. "Anda akan merasa lebih feminin dan punya kekuatan. Korset itu seksi dan mendorong kepercayaan diri. Setiap orang bisa mendapatkan korset sesuai kebutuhannya," ungkapnya.

Digemarinya kembali korset tak lepas dari perkembangan teknologi. Berkat kecanggihan teknologi, korset dirancang dengan menonjolkan sisi cantik namun tetap fungsional. Perempuan masa kini mengenakan korset sebagai ekspresi personalnya.

Selain juga, korset memang dibutuhkan perempuan untuk merampingkan tubuhnya. Survei di Inggris bertajuk National Sizing Survey 2001 menemukan bahwa rata-rata ukuran pinggang perempuan bertambah besar, 16,5 cm sejak 1950. Artinya ukuran pinggang perempuan bertambah dari 71 cm menjadi 91 cm.

Kebutuhan akan korset sebagai peramping tubuh juga pada akhirnya berdampak pada lahirnya inovasi mode. Model korset pun terus berkembang dari masa ke masa.

Hannah Almassi, editor fashion majalah Grazia mengatakan, "Korset yang membungkus tubuh disebut fajas (bahasa Spanyol yang artinya membungkus) belakangan menjadi populer. Ada juga korset yang dirancang untuk pasien pasca tindakan liposuction. Korset model ini bukan tipe tradisional tapi lebih inovatif dengan bahan elastis yang ketat dan mengencangkan seluruh bagian tubuh," jelasnya.

Bagi Almassi, korset merupakan generasi penerus dalam mode, menjadi pilihan cara memanipulasi bentuk tubuh. Artinya, jika sebelumnya banyak orang memanipulasi bentuk tubuh dengan penampilan boyish atau penggunaan pad pada bahu di era 80-an, ke depan korset menjadi pilihan cara menyiasati bentuk tubuh.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com