Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respek, Sumber Utama Kebahagiaan

Kompas.com - 29/06/2012, 18:40 WIB

KOMPAS.com - Selama ini orang mengira, uang lah yang membuat mereka bahagia. Namun, pada akhirnya mereka sadar bukan uang yang menciptakan kebahagiaan, melainkan penghargaan dari orang lain atas kerja keras mereka.

Itulah kesimpulan yang bisa ditarik dari sebuah studi yang dilakukan oleh Haas School of Business di Berkeley. Penelitian tersebut mendapati bahwa orang jarang menyamakan status sosial ekonomi dengan kesejahteraan mereka secara subjektif. Penghargaan dan kekaguman yang didapat dalam kelompok secara tatap muka, misalnya di kalangan teman atau rekan sekerja, memiliki efek yang lebih kuat untuk kebahagiaan seseorang.

Survei dilakukan oleh Cameron Anderson, seorang profesor di Berkeley, terhadap mahasiswa MBA di Haas School, enam bulan setelah kelulusan mereka. Tim Anderson melontarkan pertanyaan pada para mahasiswa tersebut mengenai kebahagiaan mereka di tempat kerja. Ternyata, respons mereka tidak berhubungan dengan uang atau penghasilan, melainkan dengan kepercayaan diri.

"Memiliki posisi yang lebih tinggi dalam jenjang karier setempat menciptakan rasa memengaruhi dan mengontrol terhadap lingkungan sosial seseorang, sekaligus rasa pemilikan dan penerimaan," tulis Anderson dalam laporannya.

Hasil temuan ini didukung sebuah artikel di TechCrunch yang menyebutkan bahwa hubungan antara respek dari kelompok dan kebahagiaan juga berlaku bagi para entrepreneur di industri teknologi. Salah satu contohnya, pendiri Facebook Mark Zuckerberg. Karyawan lama Mark di Facebook masih ingat bagaimana anak muda tersebut tidur di kasur yang dihamparkan di lantai, meskipun nilai aset perusahaannya sudah melampaui 1 milyar dollar. Mark memilih bekerja lembur dan mendapatkan pujian mengenai etos kerjanya. Kekayaan materi rupanya dianggap tidak sepenting kualitas dan output yang dihasilkan oleh tim Facebook, demikian menurut mantan manajer produk Facebook, Ezra Callahan.

"Kebahagiaan yang datang dengan limpahan uang akan menurun dengan cepat, karena orang menjadi terbiasa melihat bagaimana kekayaan tersebut membentuk kehidupan mereka sehari-hari," demikian kesimpulan penelitian ini.

Bagi orang-orang tekno, reputasi yang baik rupanya jauh lebih bermakna ketimbang gaji yang tinggi. Tak heran banyak pengusaha tipe start-up di Silicon Valley juga tidak menetap dalam waktu lama di posisi yang bergaji, sebelum mereka memutuskan untuk menggarap proyek start-up lainnya. Masih banyak contoh mantan karyawan di perusahaan-perusahaan besar seperti Google, eBay, PayPal, Twitter, dan lain sebagainya, yang berani meninggalkan jabatan dengan gaji tinggi untuk mendirikan perusahaan sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com