Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2012, 10:22 WIB

Ayahnya yang menjalankan bisnis perdagangan dan pertambangan selalu mengajak Rany kecil belajar berkomunikasi dengan rekan-rekan bisnis ayahnya. Rasa percaya dirinya pun lantas terbangun. ”Dampaknya terasa. Kebawa sampai besar ketika harus berbisnis,” tambahnya.

Selain keramahan orang-orangnya, Rany paling rindu dengan makanan pinggir jalan di Jakarta. Makanan favorit utamanya adalah rendang dan bakso. Namun, dalam perjalanan dari bandara ke rumah, Rany sudah pasti akan meminta sopirnya membeli pisang goreng dan tahu goreng. Ia sampai bertanya tepung apa yang digunakan si penjual hingga rasanya bisa enak banget.

Kalau ingin menyantap nasi liwet, Rany tinggal menyeberang jalan dari rumahnya menuju Hotel Darmawangsa. Tiap hari di Singapura, keluarganya juga selalu menyantap makanan Indonesia, seperti rawon, opor, hingga dendeng balado yang kering dan pedas itu. ”Aduh duh, enaknya,” kata Rany.

Model sembunyi- sembunyi
Terlahir sebagai anak tengah dari tiga bersaudara, Rany tumbuh menjadi remaja pemberontak yang haus perhatian. Meskipun dilarang orangtuanya, ia sembunyi-sembunyi terjun ke dunia modeling.

Suatu kali, ayahnya memergoki hobi modeling Rany ketika fotonya dipajang di sampul depan sebuah majalah. ”Ayah pulang kantor langsung bertanya, apa ini kok kamu enggak bilang-bilang? Orangtua paling pusing sama saya pas SMA,” kata Rany tertawa.

Bagi Rany, pengalaman sebagai model menjadi bekal penting setelah ia memiliki label fashion Palmorano Asia di Singapura. Saat melihat model latihan di pergelaran busana yang dibuatnya sendiri, ia bisa berempati. Menjadi model profesional itu ternyata capek dan membutuhkan disiplin tinggi.

Menurut Rany, foto itu sama seperti akting. ”Saya tidak pernah menyesali pengalaman menjadi model,” tambah perempuan berkulit kuning langsat yang memiliki tinggi 169 sentimeter itu.

Sampai saat ini pun Rany masih aktif dengan aktivitas foto model. Pada 2009, ia dinobatkan menjadi Indonesia Tatler Most Stylish. Ketika pindah ke Singapura, ia dinyatakan sebagai Singapore Tatler Leadership of Style 2011.

Di tengah kesibukan mengelola bisnis, Rany selalu menyempatkan waktu untuk merawat diri. Berdandan tak harus dengan pergi ke salon. Ia sering kali mengerol rambut sambil memandikan anak. Jangan kaget jika menjumpai Rany menggendong anak sambil memegang kereta dorong dengan sepatu hak tinggi di pusat perbelanjaan.

”Merawat diri itu penting buat percaya diri. Kesan pertama sangat penting dalam sebuah bisnis. Bagaimana mencerminkan diri sendiri. Harus dijaga seimbang. Kalau ngurus anak dan kerja terus, ya stres juga. Harus ada waktu ketemu teman dan bersosialisasi,” kata Rany.

Jika ada impian dalam hidup yang belum teraih, Rany menyesal belum sempat mencicipi pengalaman sebagai penyanyi. Sejak SMA, ia hobi menyanyi jazz dan lagu berirama pelan. Mimpi jadi penyanyi ini kandas setelah dilarang sang ayah yang menuntutnya sukses di sekolah dan bisnis.

Bakat suara empuknya itu lantas disalurkan dengan bernyanyi tiap kali ada acara kumpul keluarga. ”Lagu paling susah dinyanyiin itu dangdut. Cengkoknya susah. Itu pertama kalinya suami saya bilang, ’Gila, your voice oh my god. Enggak nyambung’,” ujar Rany mengutip pernyataan suaminya.

Anak-anaknya menjadi penikmat utama suara merdu Rany. Christopher akan segera terlelap ketika Rany menyanyikan lagu ninabobo.

(Mawar Kusuma)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com