Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Refleksi atas Kemenangan Jokowi

Kompas.com - 21/09/2012, 13:46 WIB

Jokowi teguh berkonsentrasi pada layanan kebutuhan dasar: pendidikan-kesehatan-kesejahteraan. Kekuatannya terletak pada persuasi tanpa konflik ketika berkomitmen penuh nguwongke (memanusiakan), mengupayakan akses, memberdayakan kelompok marjinal: pedagang pasar tradisional, kaki lima, tunawisma, tukang becak, warung-warung kecil, dan lain-lain.

Ia menekan faktor pengganggu, seperti pemodal besar dan pemburu rente, menata persaingan tanpa saling meniadakan sesuai kapasitas masing-masing. Kota Solo bisa jadi contoh bagaimana menciptakan tata ruang kota yang memberikan hak hidup dan berkreasi bagi semua kelas ekonomi dan sosial tanpa benturan dan kecemburuan. Jokowi, bersama sejumlah kepala daerah lain, memberikan alternatif sumber kepemimpinan baru yang memihak tanpa reserve kepada kelompok masyarakat marjinal.

Meritokrasi berkualitas

Menjelang dan memasuki kampanye putaran II, muncul pertarungan gagasan yang dikemas dalam bahasa politik, tetapi tak disertai penjelasan seperlunya. Salah satunya disampaikan beberapa pemuka partai dengan tema serupa: Solo beda dengan Jakarta. Pesan ini mudah diduga tujuannya, yaitu untuk ”mengecilkan” potensi Jokowi.

Selain kurang tepat, mewacanakan perbedaan Solo dan Jakarta secara diametral seperti mengingkari eksistensi keindonesiaan dan sistem perundang-undangan. Bila maksud pengirim pesan adalah rentang kendali urusan pemerintahan, jelas perbedaan pada skalanya saja.

Kalau pengertiannya tingginya bobot keragaman SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) dan kepentingan, justru kepala daerah dimudahkan karena kemajemukan bermuara pada penguatan kontrol dan mencegah dominasi golongan atau kepentingan tertentu.

Idealnya, proses menuju kursi jabatan tinggi seperti gubernur dan presiden diseleksi melalui bukti kinerja dan integritas dari bawah. Syarat ini untuk memaksa partai-partai mengajukan calon yang benar-benar layak dan telah teruji di medan pengabdian kemasyarakatan, sekaligus sebagai komitmen menegakkan meritokrasi berkualitas. Amerika Serikat, misalnya, hampir semua presiden terpilih berangkat dari posisi senator atau gubernur. Rakyat AS dapat menilai rekam jejak kandidat, tak hanya disodori calon ”kucing dalam karung”.

Suwidi Tono Koordinator Forum Menjadi Indonesia

Ikuti berita perkembangan pemilihan kepala daerah DKI Jakarta di liputan khusus "Jakarta 1"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com