Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter
Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com
Ruang kesehatan reproduksi ini juga ada ilustrasi boneka dalam kurungan. Mengingatkan saya pada tradisi tedak siti atau turun tanah ketika anak mulai bisa berjalan, dimana sang anak dimasukkan dalam kurungan. Tetapi ternyata ini adalah terapi energi positif. Juga tampak ada piramida di situ yang merupakan sumbangan para kolektor penyembuh tradisional pada masa lampau yang masih disimpan. Ada beberapa piramida yang pada masanya digunakan untuk praktik penyembuhan penyakit dan penyaluran energi.
Gambar topeng di atas kanan adalah salah satu ilustrasi yang menggambarkan manusia terlahir dengan kelainan bibir sumbing dan berbagai cacat wajah lainnya dan mereka mengabadikan berupa karya seni topeng. Karya ini juga melengkapi museum.
Foto di atas adalah berbagai perlengkapan sarana penyembuhan dan pengobatan, ada banyak sekali manfaatnya satu persatu. Semua dijelaskan fungsi dan maksudnya pada setiap koleksi. Perlengkapan ini masih di ruang kesehatan reproduksi masa lampau.
Ternyata kendi ada bermacam macam bentuk rupa dan fungsinya dalam penyembuhan dan pengobatan juga untuk upacara. Seperti tampak di lemari ada namanya kendi maling, kendi susu dan sebagainya. Jika penasaran sebaiknya langsung saja ke Museum, dan bisa bertemu dengan Dokter Hariyadi. Beliaulah yang berdedikasi terhadap keberadaan museum kesehatan ini.
Gambar dan foto foto di atas adalah contoh foto aura dan beberapa gambar tentang kekuatan energi tubuh. Di museum ini kita bisa bertanya dan belajar banyak hal pada petugas museum. Yuk ke museum kesehatan.Tidak perlu takut melihat tengkorak, peti mati, dan berbagai sajen kecil di sana. Anggap saja kita sedang napak tilas peradaban nenek moyang.
Ini ada foto terakhir tentang rontgen yang ada jarum, gamabr di samping adalah koleksi museum juga yakni peti mati dan guci tempat menyimpan jenasah.
Salam hangat semoga menambah wawasan kita
sumber gambar: dok. pribadi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.