Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/12/2012, 16:52 WIB

KOMPAS.com - Tak ada yang bisa melarang Anda menggunakan uang pribadi untuk memenuhi hasrat belanja demi memenuhi kebutuhan personal. Namun, tak ada salahnya mengubah kebiasaan belanja implusif yang bisa menganggu kondisi finansial Anda.

Selain mengatur anggaran untuk pengeluaran pribadi, Anda juga bisa mulai berlatih mengubah kebiasaan buruk saat belanja. Dan belajar menjadi smart shopper.

Perencana keuangan, Ligwina Hananto mengatakan banyak orang yang memiliki kebiasaan belanja tak terkendali. Sering membeli busana misalnya, tapi hanya tersimpan di lemari. Dalam enam bulan busana tersebut masih tersimpan rapi di lemari, bahkan masih ada label harganya dan tak terpakai. Selain membeli barang yang tak dipakai, kebiasaan buruk lainnya adalah tergoda belanja diskon.

"Implusif buyer melihat semua barang bagus, dan mereka beli, tapi saat dibawa pulang barang itu tidak terlihat keren justru biasa saja," jelasnya di sela peringatan HUT ke-1 toko online produk fashion lokal di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Ligwina, untuk mengubah kebiasaan ini, mulailah belajar menunggu saat keinginan belanja datang.

"Tunggu dua hari untuk mengambil keputusan belanja. Karenanya, melihat-lihat barang di pusat belanja penting. Lilat-lihat dulu tapi tunggu dua hari untuk membeli. Selama dua hari ini kalau memang Anda merasa butuh membelinya, Anda akan kembali ke toko," jelasnya.

Selain menahan diri dua hari untuk tak langsung membeli barang yang Anda taksir, Ligwina menyarankan pastikan Anda tak berbelanja sendirian.

"Harus ada shopping buddy," sarannya.

Ligwina memilih suaminya sebagai teman belanja, karena bisa membantunya membuat pertimbangan. Sebaiknya pilih teman belanja yang bisa mendukung Anda berlatih menahan diri dua hari sebelum membeli barang. Bukan teman belanja yang justru "menjerumuskan" Anda untuk berbelanja tak terkendali.

Jadilah pebelanja cerdas, bukan impulsif buyer agar tak muncul rasa menyesal setelah belanja, serta agar keuangan Anda tetap terkendali.

Bagi Ligwina, smart shopper adalah mereka yang menghabiskan uang yang dia punya bukan belanja padahal sebenarnya tak memiliki uang. Ketika belanja ia tahu berapa porsi yang dipakai belanja sehingga tak pernah merasa bersalah setelah belanja.

"Kalau merasa bersalah setelah belanja, bukan smart shopper namanya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com