Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kain Tradisional: Nyaman, Modern, dan Tetap Indonesia

Kompas.com - 05/01/2013, 20:27 WIB

Dalam berbagai pergelaran di luar negeri, Nita lebih banyak menampilkan kain panjang batik sekaligus memberi tips cara pakainya. Kain-kain itu, misalnya, diikat, dililit, atau jadi menyerupai gaun malam dengan sematan dan draperi.

Tradisi Jawa kental dalam karya batik Nita. Selain mengembangkan motif asli batik, ia juga mengadopsi unsur tradisi Jawa lain, seperti wayang, menjadi motif batik. Meski begitu, Nita juga mulai menggali potensi dari luar Jawa. ”Saya mulai dengan motif cual dari Bangka Belitung. Kain dasarnya tenun putih, kemudian dibatik bermotif cual,” ujar perancang yang sedang mempersiapkan pergelaran di Meksiko dan Jepang pada 2013 ini.

Futuristik
Tak sedikit konsumen mode Indonesia terpapar tren mode dunia. Fenomena itu dirasakan Lenny Agustin. Ia pun menyiasati hal ini. Lenny menggunakan kain Indonesia dan mengadopsi tren melalui teknik pengerjaan busana, antara lain dengan origami.

Ia memperlakukan kain dengan seni melipat kertas khas Jepang itu. Kain Indonesia, seperti jumputan atau tenun, dilipat-lipat membentuk baju, misalnya rok pensil. Bisa juga jadi bagian baju, seperti lengan, atau sebatas aplikasi. Ia tak memotong kain berdasarkan gambar pola.

Meski begitu, Lenny juga tetap terinspirasi siluet busana daerah di Indonesia, seperti baju kurung dan kebaya. Uniknya, siluet kebaya dengan teknik origami, misalnya, berubah jadi blus yang menggantung di perut.

”Saya melihat tren dunia sekarang seperti gandrung untuk balik ke masa lalu, tetapi juga memasukkan unsur teknologi masa kini. Jadi vintage tetapi futuristik,” ujar Lenny. Gaya lawas tetapi futuristik itu, antara lain, terlihat pada lengan gembung. Dulu lengan gembung dibuat dengan kerutan, kini Lenny membuatnya dengan origami.

Terbukti kain Indonesia memang bisa hadir dalam ritme kehidupan modern, baik dengan tampilan klasik maupun mutakhir.

(Nur Hidayati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com