Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyebarkan Kerajinan Indonesia dari Dallas

Kompas.com - 20/04/2013, 04:28 WIB

Produk yang dijual mulai dari baju barong, kaus bambu, giwang, bros, anting kayu, kerang, hingga produk berbahan baku tulang. Ada pula perhiasan perak, tas, kipas, gantungan kunci, dan udeng. Adapun kerajinan berbahan kayu, antara lain, berupa kalender kayu, patung, perabotan, tempelan kulkas, topeng, alat musik, gamelan bali, dan lukisan.

”Saya juga berjualan angklung dari Bandung dan Tasikmalaya,” ungkapnya.

Setiap tahun ia bisa menjual 5-6 kontainer hasil kerajinan senilai sekitar Rp 500 juta untuk setiap kontainer. Belakangan Made tak hanya mengisi kontainernya dengan produk kerajinan asal Bali, tetapi juga barang dari sejumlah daerah lain di Tanah Air.

Selain dipasarkan langsung melalui gerainya di Dallas, Made juga menjual barang dagangannya melalui daring. Dengan demikian, produk karya para perajin Indonesia bisa menyebar ke seluruh penjuru AS.

Namun, krisis ekonomi yang menimpa AS tahun 2008-2009 memengaruhi usahanya. Made mengaku mengalami penurunan omzet hingga 30-40 persen.

”Ketika itu, kami terpaksa menjual rugi barang-barang yang ada di Dallas agar peredaran uang tidak stagnan,” kata Made mengenang.

Pada 2009, defisit anggaran AS sekitar 1,2 triliun dollar AS. Defisit itu menggambarkan juga potensi turunnya penerimaan pajak karena telah terjadi resesi dan biaya sekitar 400 miliar dollar AS untuk menalangi industri finansial serta pengambilalihan perusahaan keuangan.

Seiring dengan menggeliatnya perekonomian AS mulai tahun 2010, situasi penjualan kerajinan Made pun bisa mulai bergulir kembali.

Namun, Made menambahkan, sejak saat itu produk kerajinan Indonesia pun terkena pajak. Alasannya, Indonesia dianggap sudah menjadi negara anggota G-20 akibat pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.

Sejak tahun 1999, Made sudah meninggalkan Indonesia. Lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 1996/1997 ini lalu memperdalam bidang telekomunikasi di Beijing University, China, sebelum melanjutkan lagi ke University of Dallas, AS.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com