"Ketika saya mengunggahnya, semua orang berpikir, 'Wow, dia punya banyak'," ujarnya.
"Jadi saya menunjukkannya ke plugs lainnya, dan mereka juga berpikir, 'oke, kalau dia punya uang untuk beli ini semua, dia bisa beli dari kita juga.' Saya mulai membeli lebih banyak lagi," katanya.
Nama Ben pun mulai berkibar di kalangan plugs dan semakin bersemangat dalam menjalankan bisnisnya.
Kini, Ben duduk di bangku tingkat pendidikan setara SMA dan dia tidak pernah keluar rumah kecuali untuk memperluas jangkauan usahanya.
"Saya tidak berminat untuk pergi ke pesta bersama teman-teman. Selain membosankan, itu juga tidak ada gunanya untuk masa depan," katanya.
Kemudian, walaupun menjual sepatu-sepatu kepada selebriti, Ben tidak meminum alkohol ataupun menggunakan obat-obatan terlarang. Dia selalu memastikan bahwa hubungannya dengan pelanggan sangat profesional.
Bahkan, salah satu aturan Ben untuk mendapatkan pelanggan baru adalah tidak menghubungi sang selebriti secara langsung, tetapi mengatur pertemuan tatap muka melalui koneksinya.
Dengan semua kerja keras ini, tidak heran bila Ben berhasil di dunia jual beli sneaker.
Hanya di rumahnya, Ben bisa kembali menjadi anak-anak. Dia bermain dengan binatang peliharaannya, mengurus adiknya, dan memeluk ibunya.
Sepanjang dinding kamarnya, barisan demi barisan simbol pencapaian hidupnya berjajar bersama dengan sepatu Nike pertamanya yang berwarna oranye, Air Jordan 12 terbaru, yang ditandatangani oleh Drake, serta bantal yang berilustrasikan Ben dikelilingi kotak sepatu tengah duduk manis mengamati dirinya yang terlelap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.