Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ika Krismantari

Ibu dari Senyum Pagi dan Nyala Cakrawala, penulis yang tinggal di kampung pinggiran Jakarta. Redaktur Pelaksana Ingat65.

Mengapa Nonton Konser Coldplay ke Singapura Penting buat Emak-emak?

Kompas.com - 03/04/2017, 11:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Tentunya keputusan membawa mereka ikut serta bersama ibu mertua datang dengan kerepotan-kerepotan baru lainnya. Untungnya saya tinggal di rumah adik saya di Singapura sehingga satu masalah terkait akomodasi terselesaikan.

Tapi kerepotan lainnya mengurus perantau-perantau kecil yang aktif ini tanpa bantuan asisten di tempat asing pun muncul. Urusan menjaga mood dan rutinitas mereka agar tetap terjaga meski berada di tempat asing merupakan tugas yang cukup berat buat kami.

Tapi niat saya untuk berbagi kebahagian dengan anak-anak merupakan hal yang sangat prinsip. Jadi, saya kekeuh membawa mereka ikut.

Jadi, sementara saya bersenang-senang di konser, anak-anak pun ikutan senang diajak jalan-jalan. Oleh karena itu, segala bentuk jenis kerepotan pun akan dijabani demi membagi kebahagiaan ini.

Tapi tetap saja, saya tidak menduga akan tetap mendapatkan kerepotan menit-menit sebelum berangkat ke konser. Setelah saya mandi dan bersiap-siap berangkat, tiba-tiba si kecil rewel sekali. Dia tidak mau digendong neneknya bahkan tidak henti-hentinya meronta-ronta minta digendong saya.

Ketika dimandikan, dia pun menangis meminta saya yang memandikannya, padahal saya sudah berganti baju siap untuk berangkat. Anak yang pertama pun tak mau kalah.

Akhirnya, saya setengah kuyup ketika memandikan mereka. Setelah itu, saya langsung mengganti baju mereka dan memastikan mereka semua tenang dan senang sebelum saya berangkat.

Akibatnya, saya berangkat sedikit telat dari jadwal semula. Saya berencana berangkat awal karena harus membeli titipan merchandise dari boss di kantor. Katanya, pembelian merchandise pun juga memakan waktu karena antreannya yang lumayan, makanya saya ingin berangkat awal.

Tapi karena insiden kecil yang tak terduga, saya pun berangkat sedikit telat. Untungnya, segala hal berjalan lancar sehabis itu. Setelah membeli titipan, saya tidak perlu antre lama untuk bisa masuk ke dalam arena konser.

Kabarnya, ada yang antre dari jam 7 pagi demi mendapatkan posisi strategis untuk melihat bang Chris Martin beraksi. Tapi,  saya berpikir pasti orang tersebut tidak harus memandikan anak-anaknya sesaat sebelum berangkat konser.

Sesaat sebelum masuk, saya bisa melihat begitu banyak orang disana. Setidaknya ada 60,000 penonton datang malam itu. Bahkan ada yang rela antre di tengah-tengah hujan sambil memakai jas hujan dan payung.

Di antara antusiasme ini, saya jarang melihat anak kecil ikut. Aah, lega rasanya mendapati ternyata tidak hanya saya yang egois malam itu demi bersenang-senang tanpa si kecil.

Ibu yang egois?

Selama konser, saya girang bukan kepalang. Dari lagu pertama sampai yang terakhir, saya tak henti-hentinya bernyanyi, berjoget, berteriak, bertepuk-tangan, serasa kembali ke 10 tahun silam.  Saya tertawa tak henti, bernyanyi sepenuh hati sambil berkeringat. Bahagia sekali rasanya.

Mungkin banyak yang berpendapat saya adalah ibu yang egois yang meninggalkan anak-anaknya demi kesenangan sesaat.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com