Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2018, 08:59 WIB

KOMPAS.com - Menurunkan berat badan bisa dimulai dari mengubah kebiasaan sederhana, seperti kebiasaan makan.

Rupanya, makan perlahan dan tidak terburu-buru bisa menjadi kunci keberhasilan menurunkan berat badan.

Dari 60.000 subjek yang diteliti, mereka yang makan perlahan memiliki risiko obesitas 42 persen lebih sedikit, daripada mereka yang makan terburu-buru.

Data itu terungkap dalam hasil penelitian yang dilansir the journal BMJ Open.

Sementara mereka yang makan dengan kecepatan normal memiliki risiko obesitas 29 persen lebih sedikit.

Baca juga: 5 Cara Menurunkan Berat Badan yang Bisa Dilakukan Semua Orang

Di samping itu, mereka yang makan dengan kecepatan normal atau lambat memiliki lingkar pinggang yang lebih kecil. Perbedaannya sekitar 0,21-0,41cm.

Sebagai bahan penelitian, para pakar juga menganalisa data asuransi kesehatan orang-orang yang menderita diabetes di Jepang, dan rutin melakukan pemeriksaan antara 2008-2013.

Kebiasaan-kebiasaan makan ditanyakan kepada mereka termasuk jika ada yang melakukan diet.

Berat mereka kemudian dihitung dari Indeks Massa Tubuh (BMI) dan lingkar pinggang.

Sebanyak 22.070 orang kerap makan secara terburu-buru, 33.455 makan dengan kecepatan normal, dan 4.192 makan dengan kecepatan lambat.

Baca juga: Berat Badan Turun Mendadak? Hati-hati, Itu Pertanda Buruk

Pada akhir penelitian, lebih dari setengah partisipan mengubah kebiasaan makan mereka.

Seperti makan terburu-buru, ngemil setelah makan malam, dan makan berat dalam dua jam sebelum pergi tidur selama lebih dari tiga kali seminggu.

Kebiasaan-kebiasaan tersebut sangat erat dengan risiko kelebihan berat badan.

Sementara, kebiasaan melewati sarapan ternyata tidak terlalu berkaitan dengan obesitas.

"Mengurangi kecepatan makan bisa efektif dalam menghindari obesitas dan menurunkan risiko kesehatan," ujar seorang peneliti dalam riset itu.

Baca juga: Porsi Makan Tetap Tapi Bisa Turunkan Berat Badan, Bagaimana Caranya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com