JAKARTA, KOMPAS.com - "Lo hei lo hei!" ucap mereka dengan sumringah sambil mengangkat sumpitnya tinggi-tinggi. Melemparkan campuran sayur-sayuran dan bumbu-bumbu ke udara.
Tradisi yu sheng atau lemparan kemakmuran (prosperity toss) selalu ada di malam tahun baru Imlek.
Diambil dari kata "yu" yang dalam aksara Tionghoa berarti "ikan" dan "berkelebihan". Sementara "yusheng" juga homofon dengan arti "meningkatnya kelimpahan".
"Yusheng diibaratkan sebagai simbol pelimpahan, prospektif dan semangat," ujar Lucia Temil, pemandu upacara Yusheng di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City, Kamis (15/2/2018) malam.
Prosesi ini tak dilakukan sembarangan. Penggunaan meja bundar juga dipilih sebagai simbol aliran mata angin dan positif.
Lucia menjelaskan, sebelum melakukan prosesi, mereka yang akan mengangkat makanan menggunakan sumpit harus mengucap "gong xi fa cai" yang berarti "selamat atas kekayaan Anda" dan "wan shi ru yi" yang berarti "semoga semua keinginan terpenuhi".
Pertama-tama, lemon akan diperas dan ditaburkan ke atas ikan salmon sambil mengatakan "da ji da li" atau yang artinya "keberuntungan dan kelancaran".
Setelah itu, akan ditaburkan bubuk merica. Merica sebagai lambang harapan mendapatkan lebih banyak hal-hal berharga. Jangan lupa untuk mengatakan "zhao cai jin bao" yang berarti "menarik kekayaan dan harta karun"
Kemudian tabur minyak ke seluruh bahan-bahan makanan, sambil meneriakan "yu ben wan li" atau "semoga keberuntungan kita bertambah berkali-kali lipat".
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.