Biasanya yang muncul pahit dan bold, kini tiap-tiap rasa dari biji kopi itu muncul.
Espresso yang dingin juga pas di lambung, karena pada dasarnya, rasa asam berkurang dibandingkan dalam keadaan panas.
Baca juga : Alasan Es Kopi Lebih Sehat dari Kopi Panas
Potong ongkos produksi
Menurut Sezar, ide ini bisa juga diterapkan di kedai kopi lain, terutama yang ingin menghemat ongkos produksi, tanpa harus menghilangkan cita rasa.
Karena jika menggunakan satu varian biji, apalagi biji dengan harga mahal, bisa jadi ongkos produksi pun melonjak.
Nah, dengan varian biji berbeda, maka harga juga berbeda.
"Kalau Toraja Sapan harganya sekian, dan Kerinci lebih murah, dan dicampur, hasilnya pun lebih murah, tapi rasa tetap terjaga," katanya.
Untuk menikmati secangkir espresso on the rock, kamu enggak perlu merogoh kocek berlebih, karena dibanderol Rp 25.000.
Baca juga : Es Kutang dan Tren Baru Ngopi
Seperti kedai-kedai kopi lain, Black Campaign juga menawarkan suasana nyaman untuk pengunjung.
Kedai yang menghadap Kali Cisadane ini didominasi kayu untuk kursi, meja dan dinding.
Namun dindingnya tak biarkan polos, melainkan dihias dengan gambari ikon-ikon Kota Tangerang, mesin kopi, hingga kutipan-kutipan menarik.
Selain suasana, kedai dua lantai ini juga punya menu lain yang sayang kalau dilewatkan.
Sebut saja seperti Es Kutang (Kupi Tangerang) yang menjadi andalan. Idenya sama dengan es kopi susu lain, tapi disajikan dua pilihan, light (single espresso), dan original (double espresso).
Kalau belum puas, masih ada juga Dudupresso, es kopi dingin yang dengan tambahan susu.
Enggak suka kopi? Bisa pilih greentea latte.
Nah kalau perut mulai keroncongan, enggak perlu bingung, karena makanan di sini cukup beragam.
Mulai dari makanan ringan seperti tape goreng, roti bakar hingga nasi tuna sambal matah tersedia.
Dan untuk ukuran kedai kopi dengan suasana serta makanan beragam, harganya cukup terjangkau, yakni antara Rp 19.000 - Rp 42.000. Dan kamu sudah bisa menikmati bersantai di tepian Cisadane.