Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/07/2018, 12:08 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai negara tropis, wajar jika Indonesia memiliki cuaca yang panas.

Suhu tinggi juga membuat kita merasa gerah dan tak nyaman saat melakukan aktivitas harian.

Untuk mengatasinya, memakai pakaian yang tepat bisa memberi rasa sejuk dalam beraktivitas meski cuaca sedang panas.

Memilih pakaian dengan bahan yang dapat menyerap kelembapan, melindungi kulit, dan memberi kulit ruang bernapas, dapat membuat kita tetap merasa sejuk di tengah teriknya matahari.

Sayangnya, masih banyak orang yang membuat kesalahan. Misalnya, mereka memilih memakai jins atau atasan berbahan poliester.

Padahal, busana dengan bahan tersebut tak disarankan saat cuaca panas.

Dilansir dari Independent, berikut jenis bahan pakaian yang nyaman saat musim panas.

1. Katun

Katun adalah pilihan terbaik untuk dipakai saat cuaca panas.

Serat alami di dalamnya dapat menyerap kelembapan saat berkeringat. Ini membuat kita selalu merasa sejuk.

Akan tetapi, terkadang muncul bercak-bercak keringat pada kaus yang kita gunakan. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati saat memilih warna bahan katun.

Memakai gaun katun maxi juga membuat kita merasa lebih sejuk. Katun maxi memiliki nuansa ringan sehingga menambah kenyamanan.

2. Linen

Sama seperti katun, linen juga mengandung serat alami yang mudah menyerap keringat.

Selain itu, linen juga tak melekat pada tubuh sehingga ideal untuk digunakan ketika bertemu banyak orang.

3. Sutra

Meski harganya mahal, pakaian berbahan sutra juga nyaman dipakai saat cuaca panas.

Sutra tidak terbuat dari tumbuhan, jadi tak dapat menyerap keringat seperti kapas atau linen. Akan tetapi, sutra bersifat ringan sehingga cocok dipakai saat cuaca panas.

Memilih kemeja berbahan sutra daripada poliester bisa menjadi solusi tampil keren saat cuaca panas.

4. Jersey

Awalnya, jersey adalah pakaian yang terbuat dari wol.

Tapi, jenis pakaian ini telah dibuat dari kombinasi wol, kapas dan serat sintetis.

Fleksibilitas bahan membuat jersey menjadi pilihan fesyen yang populer dan ideal saat cuaca panas.

Jersey seringkali diproduksi dalam bentuk kaus dengan benang ringan.

Baca juga: Pakaian Juga Didesain untuk Lindungi Kulit dari Sinar Matahari

Agar penampilan kita tetap keren selama musim panas, hindarilah pakaian dengan bahan berikut.

- Denim

Meski denim keren dipakai di segala situasi, memakainya saat cuaca panas bukan pilihan praktis.

Denim memiliki sifat yang berat, membuat kulit susah bernapas dan terasa ketat.

Jadi, memakai jins favorit saat matahari terik jelas bukan ide bagus.

- Poliester

Ketika poliester pertama kali diperkenalkan di AS, para ahli mengklaim bahan ini dapat dipakai selama 68 hari tanpa harus disetrika.

Yah, poliester memang memiliki daya tahan yang bagus, murah, dan anti air.

Ini berarti, bahan ini tidak dapat menyerap keringat dengan baik sehingga tak akan memberikan kenyamanan saat cuaca panas.

- Fleece

Beberapa jenis wol memang dapat dipakai sebagai bahan pakaian musim panas.

Namun, fleece yang merupakan imitasi dari wol tak dapat berfungsi dengan baik saat cuaca panas.

Fleece lebih cocok untuk pakaian musim dingin, seperti jumper dan jaket, yang terbuat dari poliester.

Inilah mengapa kita sebaiknya menghindari bahan ini saat cuaca panas.

- Nilon

Nilon adalah bahan sintetis yang terkenal sejak 1940 sebagai bahan stoking wanita dan mulai dijual secara nasional di AS.

Meskipun kain ini sering dipakai sebagai pakaian olahraga karena sifat elastisitasnya, namun tak dapat menyerap keringat dengan baik.

Bahkan, memakai pakaian berbahan nilon berisiko mengalami lecet di kulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com