JAKARTA, KOMPAS.com - Tak jarang orangtua merasa panik ketika anak memilih mainan beda gender, seperti anak perempuan memilih mobil-mobilan atau anak laki-laki memilih boneka.
Padahal, menurut dokter Bernie Endyarnie SpA(K), orangtua tak perlu panik, apalagi langsung melarang dengan keras.
“Sebagai orangtua, sebaiknya jangan terlalu parno (ketakutan), saat anak laki-laki (misalnya) main boneka,” ungkap Bernie saat acara ELC, Jakarta, Rabu (1/8/2018).
Bernie mengungkapkan, pada dasarnya semua anak memiliki rasa ingin tahu dan eksplorasi hal-hal baru, termasuk soal mainan.
Satu hal yang harus diinget, pemikiran anak tidak bisa disamakan dengan orang dewasa yang sudah terbentuk soal gender.
Baca juga: Apakah Pakaian Netral Gender adalah Fashion Masa Depan?
Saat melihat boneka, misalnya, tidak tertutup kemungkinan seorang bocah lelaki akan merasa tertarik. Sebab, sesuatu yang baru atau bentuk dan warna unik adalah daya tarik bagi setiap anak.
Demikian pula pada anak perempuan. Mungkin, mereka tertarik dengan mainan mobil-mobilan karena dapat bergerak dan mengundang perhatian.
Bernie menyarankan, jika memang anak tertarik, seperti anak pria ingin main masak-masakan, maka ajak dan libatkan.
“Saat diajak, orangtua bisa kasih peran kalau anak pria potong-potong karena lebih berat, misalnya,” ujar Bernie.
Dia tidak menganjurkan orangtua melarang dengan keras, yang justru membuat eksplorasi anak terbatas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.