Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/09/2018, 10:08 WIB

KOMPAS.com - Seorang perempuan dengan blus hitam berkain merah berdiri di sudut tenda yang menaungi halaman di teras Museum Tekstil, Jakarta, sore itu.

Sesekali, tangannya terlihat merapikan posisi tenun ulos berwarna kehitaman, yang menyampir di bahu kanannya.

"Ini ulos langka, bahkan sudah enggak ada yang bikin lagi. Ulos ini namanya gatip-gatip," ucap dia sambil menunjukkan motif yang tersusun dari deretan benang pada ulos itu.

Wanita itu adalah Devi Pandjaitan, tokoh yang menggagas pelaksanaan pameran ulos bertajuk Ulos, Hangoluan & Tondi mulai 20 September hingga 7 Oktober di tempat itu.

Sore kemarin adalah hari pertama pelaksanaan pemeran.

Devi berdiri di pojok tenda untuk menunggu kedatangan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang datang menengok pameran tersebut.

Selama menunggu kedatangan Menkeu, Devi sempat bercerita tentang keberadaan ulos tradisional yang berada di ambang kepunahan.

"Lihat motif ini, ini luar biasa tersusun dari benang-benang alami, luar biasa ini. Tapi sekarang sudah tidak ada yang bisa bikin, sudah punah," kata Devi sambil mengangkat ujung ulos yang dipakainya.

Devi Pandjaitan, tokoh yang menggagas pelaksanaan pameran ulos bertajuk Ulos, Hangoluan & Tondi di Museum Tekstil, Jakarta, mulai 20 September hingga 7 Oktober 2018.KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Devi Pandjaitan, tokoh yang menggagas pelaksanaan pameran ulos bertajuk Ulos, Hangoluan & Tondi di Museum Tekstil, Jakarta, mulai 20 September hingga 7 Oktober 2018.

Baca juga: Reny Jayusman Tetap Eksentrik dengan Ulos dan Daun Ganja...

Devi menyebut, perkembangan masa telah membawa para penenun tradisional batak lebih memilih untuk membuat ulos yang lebih cepat proses produksinya. 

Tentu, kondisi ini terjadi karena pertimbangan ekonomi. Keberadaan para tauke pun membuat kehidupan inang-inang penenun ulos tak pernah lepas dari kemiskinan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com