Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/09/2018, 07:57 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Kita sering kali menghadapi anak yang merengek minta digendong. Hal itu tentu sesuatu yang wajar. Namun, menggendong anak itu ada batas waktunya. Tidak sebaiknya anak yang sudah besar terus digendong oleh orangtua.

Saat dilahirkan, bayi belum bisa apa-apa. Seiring waktu, bayi akan belajar bagaimana caranya untuk mengubah posisi tubuhnya menjadi tengkurap, merangkak, dan akhirnya berjalan.

Pada masa bayi belum bisa berjalan, orangtua tentu harus menggendong bayi ke mana pun. Misalnya, saat mengajaknya jalan-jalan keluar menikmati matahari pagi, menyuapi makan, atau sekadar memindahkan bayi ke tempat lain. Kita bisa menggendong bayi dengan tangan saja atau menggunakan kain gendongan.

Selain itu, menggendong bayi adalah salah satu cara untuk menjalin ikatan yang kuat antara bayi dengan orangtua, nenek, kakek, pengasuh, dan juga orang-orang di sekelilingnya.

Menggendong menawarkan sentuhan dan pelukan sehingga memberi suasana aman, tenang, dan nyaman bagi anak. Ini bisa dilakukan untuk mengatasi anak yang sedang rewel karena sakit atau ketakutan.

Baca juga: Sering Menggendong Bayi Banyak Manfaatnya

Tetapi, kapan sebaiknya orangtua berhenti menggendong anak?

Saat anak sudah bertambah besar, kita tidak mungkin terus menggendongnya, bukan? Menggendong anak bisa membatasi pergerakan anak untuk menjelajahi lingkungan dan menghambat kemampuan motorik anak untuk berjalan, melompat, atau berlari.

Selain itu, berat badan anak juga bisa menguras stamina orangtua sehingga jadi cepat lelah atau membuat lengan, tangan, pinggang, atau punggung jadi pegal. Oleh karena itu, orangtua harus mengurangi kebiasaan ini.

Waktu yang tepat untuk berhenti menggendong anak berbeda-beda bagi setiap orangtua. Umumnya, saat anak sudah mulai bisa berjalan, kebiasaan menggendong bisa dikurangi. Biasanya anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda mulai bisa berjalan sekitar usia 9 sampai 12 bulan.

Ketika anak berusia 2 atau 3 tahun, kemampuan berjalan, berlari, dan melompat anak sudah meningkat. Karenanya, menggendong bisa dilakukan seperlunya saja. Misalnya, jika anak sedang merasa ketakutan, bersedih, terlihat kelelahan dan mengantuk saat bepergian, atau menyeberang jalan.

Baca juga: Mengapa Kita Sebaiknya Menggendong Anak di Sisi Kiri?

Bagaimana caranya untuk mengurangi kebiasaan menggendong anak?

Untuk melatih kemandirian anak agar tidak lagi merengek minta gendong, kita perlu mengakalinya dengan beberapa cara. Kuncinya adalah membiasakan anak untuk berjalan. Kita bisa mengikuti beberapa langkah berikut ini:

  • Memberi kebebasan anak untuk mengasah kemampuannya untuk berjalan, melompat, atau berlari. Bagi anak yang belum lancar berjalan, kita bisa memegang tangannya ketika melangkahkan kakinya.
  • Tidak lagi menyuapinya dengan digendong, biarkan anak makan sambil duduk.
  • Tidak lagi mengendongnya ke kamar mandi jika ia ingin buang air malam-malam. Kita cukup mengantar dan menemaninya saja.
  • Jika berjalan-jalan di luar rumah, kita bisa menggandeng tangannya. Memperbanyak aktivitas di luar rumah dengan jalan kaki, melatih anak jadi tidak lagi-lagi merengek minta digendong.
  • Siapkan alas kaki yang nyaman; sesuai ukuran kaki dan kegiatan anak.
  • Jelaskan pada anak, bahwa anak seusianya tidak lagi cocok untuk digendong. Beri contoh pada anak bahwa temannya yang lain tidak merengek minta digendong.
  • Kalau harus pergi seharian dan banyak berjalan kaki, sebaiknya bawa stroller yang nyaman supaya anak tidak perlu digendong ketika ia butuh istirahat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com