Mendengkur dan sleep apnea sering ditemukan pada penderita stoke iskemik dan TIA (transient ischaemic attack/mini stroke).
Beberapa data tahun 2010 dan 2011 menunjuk kisaran angka 60-80 persen penderita stroke yang juga mendengkur.
Sayangnya, saat ini tak banyak penderita stroke yang dirawat dengkurannya secara tepat dan terarah.
Sleep apnea, henti nafas saat tidur yang ditandai dengan mendengkur, menyebabkan rendahnya kadar oksigen darah, peningkatan tekatan darah dan denyut jantung yang tidak teratur.
Data awal juga menunjukkan bagaimana perawatan sleep apnea dengan menggunakan continuous positive airway (CPAP) yang tepat memberikan manfaat bagi penderita stroke.
Penelitian baru yang diterbitkan pada jurnal American Heart Association melihat secara khusus bagaimana perawatan sleep apnea dapat meningkatkan laju pemulihan penderita stroke.
Keuntungan perawatan sleep apnea diduga lebih bermanfaat dibanding perawatan stroke dengan obat TPA saja.
Tissue Plasminogen Activator (TPA) adalah obat yang melarutkan gumpalan darah yang digunakan sebagai obat bagi penderita stroke iskemik.
Para peneliti mengikuti 252 pasien stroke selama satu tahun. Secara acak para pasien ini dibagi dalam tiga kelompok. Pertama, kelompok yang mendapatkan perawatan stroke biasa namun dibiarkan mendengkur.
Kelompok kedua mendapatkan perawatan stroke standar ditambah CPAP untuk atasi ngorok. Kelompok terakhir mendapatkan perawatan stroke mutakhir dan CPAP.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.