Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/11/2018, 15:15 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Diet TLC atau Therapeutic Lifestyle Changes Diet diklaim sebagai pola diet yang banyak disarankan oleh para pakar kesehatan di seluruh dunia.

Diet TLC didesain untuk meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi level kolesterol dengan menerapkan pola makan sehat dengan modifikasi gaya hidup dan strategi untuk mengontrol berat badan.

Diet ini diciptakan oleh National Institute of Health untuk membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Tujuan diet ini adalah meminimalisasi total tingkat darah dan kolesterol jahat dalam tubuh. Sehingga pembuluh arteri tetap bersih dan kerja jantung bisa optimal.

Diet TLC mengkombinasikan komponen olahraga dan kontrol berat badan untuk membantu melindungi diri dari penyakit jantung.

Tidak seperti program diet lain, TLC cenderung didesain untuk diterapkan jangka panjang dan lebih diutamakan menjadi gaya hidup ketimbang diet sementara.

Selain menurunkan level kolesterol jahat, TLC juga dikaitkan dengan beragam manfaat kesehatan. Mulai dari peningkatan fungsi imun, menurunkan tekanan darah, menurunkan level kolesterol, menstabilkan gula darah, hingga mereduksi stress oksidatif.

Bagaimana polanya?

Diet TLC melibatkan konsep modifikasi diet dan gaya hidup untuk meningkatkan kesehatan jantung.

Secara khusus, diet ini mengganti lemak yang dikonsumsi dan meningkatkan asupan komponen makanan sehat. Seperti serat larut air dan plant sterol.

Diet ini juga harus dibarengi dengan peningkatan aktivitas fisik untuk mengontrol berat badan dan menguatkan otot jantung.

Aturan utama Diet TLC, antara lain:

1. Konsumsi kalori dalam jumlah cukup

2. 25-35 persen kalori harian harus bersumber dari lemak.

3. Asupan lemak jenuh dalam sehari harus kurang dari 7 persen.

4. Asupan makanan berkolesterol dibatasi kurang dari 200mg perhari.

5. Usahakan konsumsi serat larut air 10-25 gram perhari.

6. Konsumsi setidaknya 2 gram plant sterol agau stanol setiap hari.

7. Lakukan olahraga intensitas moderat sedikitnya 30 menit setiap hari.

8. Meningkatkan konsumsi buah, sayur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, hingga biji-bijian untuk meningkatkan asupan serat.

9. Membatasi makanan tinggi lemak dan tinggi kolesterol. Seperti daging berlemak, produk susu, kuning telur, dan makanan olahan.

Sisi buruk Diet TDC

Meski diklain memiliki banyak manfaat positif, ada beberapa sisi buruk dari Diet TLC ini.

Misalnya, kita harus secara ketat dan berhati-hati mencatat asupan makanan agar sesuai dengan aturan kolesterol, lemak jenuh dan serat larut air.

Selain itu, beberapa batasan mungkin masih memerlukan riset terbaru. Misalnya, rekomendasi membatasi asupan kolesterol kurang dari 200mg per hari.

Meskipun makanan berkolesterol berhubungan dengan kesehatan jantung, sejumlah riset menunjukkan bahwa efeknya sangat kecil bahkan tidak ada terhadap level kolesterol dalam darah bagi sejumlah orang.

TLC juga merekomendasikan meminimalisasi lemak jenuh dalam pola dietnya.

Ketika lemak jenuh berpotensi meningkatkan level kolesterol jahat, riset menunjukkan bahwa lemak jenuh juga bisa meningkatkan kolesterol baik yang bermanfaat bagi kesehatan jantung.

Beberapa studi juga menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi lemak jenuh juga tidak terkait dengan penurunan risiko penyakit jantung atau kematian karena penyakit jantung.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com