Namun, karena Jokowi adalah Pejabat Negara, Gally tidak mungkin menyerahkannya begitu saja.
“Nanti dianggap gratifikasi. Makanya Jokowi tetap membeli,” ucap Gally.
Gally lalu menceritakan bagaimana awal mula sepatu Kearifan Lokal itu tercipta.
Ia mengaku gerah dengan perseteruan "cebong vs kampret" di media sosial. Ia ingin mengomentari namun tidak bisa.
Lalu, ia mengomentari perseteruan itu lewat sebuah karya, yakni sepatu seri Kearifan Lokal.
Kearifan lokal, sambung Gally, merupakan identitas atau kepribadian suatu budaya bangsa yang turun-temurun.
“Karya ini bentuk kecintaan saya terhadap produk lokal dan kebanggaan saya menjadi anak bangsa Indonesia,” tutur dia.
Gally mengatakan, sepatu yang dibuat dalam jumlah terbatas ini menceritakan tentang Indonesia sebagai bangsa dengan beranekaragam suku dan budaya yang pluralisme.
Baca juga: Uang Rp 6 Juta dari Ridwan Kamil untuk Sepasang Sepatu...
Hal itu bisa dilihat dari material yang digunakan. Pada sepatu itu ada unsur kulit, kain tenun, suede, kanvas, batik, dan karet.
Semua bahan tersebut 100 persen lokal dan dikerjakan menggunakan tangan para perajin dalam negeri.
Salah satu keunikan dari sepatu ini adalah bahan-bahan limbah atau sisa produksi yang digunakan sebagai bagian material.
Hal ini membuat satu sepatu berbeda dengan sepatu lainnya.
Kesan eksklusif dalam sepatu tersebut sudah mulai terlihat dari packaging berupa peti kayu berhiaskan ukiran peta Indonesia.
Begitu dibuka, ada selembar kertas yang tertempel. Kertas tersebut bertuliskan nilai filosofis dari sepatu Kearifan Lokal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram