Pilihan itu dianggap sebagai salah satu cara penyampaian pesan yang ingin disampaikan lewat desain.
Pesan dari diri Adit baik dari era youth culture tahun 90-an, pun bicara tentang isu sosial.
Bahkan dia mengklaim setiap desain yang dibuat memiliki arti, bukan sekadar gambar.
Koleksi pertama, misalnya, memiliki desain kata berukuran besar di kaus--Big Wave Riders.
Di sana, Adit ingin menampilkan sisi positif kultur surfing.
"Anggap lo hidup sebagai surfer dan di tengah laut. Problem itu ombak," kata Adit.
Baca juga: 3 Brand Streetwear Indonesia Mendunia, Isi Koleksi Urban Outfitters
"Big Wave Rider artinya saat kita hadapi masalah, ombak itu, gimana caranya kita bisa tap in dengan ombak itu dan justru terlihat menyenangkan," katanya.
Cerita lain pada koleksi terakhir, Futourism. Koleksi ini menceritakan sisi gelap era digital.
Pada koleksi tersebut ada desain Charley Chimp, mainan monyet zaman dulu. Menariknya, Charley justru mengenakan VR.
"Gue mau gambarin situasi manusia saat ini itu suka kayak terbuai dengan kehidupan digital. Bahkan mereka sampai lupa, dirinya di dunia nyata itu siapa," kata dia.
Cerita itu pula yang membawa PYC dilirik oleh Urban Outfitters, peritel busana asal Amerika Serikat.
Pertemuan secara langsung kedua brand tersebut saat acara Agenda di Amerika Serikat tahun 2018.
Urban Outfitters yang sudah mengetahui PYC mendapat kesempatan langsung bertemu dan memegang koleksi dari brand asal Indonesia.
Dari sana, mereka lantas tertarik untuk memesan koleksi Futourism dalam jumlah banyak.