JAKARTA, KOMPAS.com - Selalu ada pesan khusus di balik koleksi busana yang ditampilkan di atas runway.
Tak terkecuali koleksi busana desainer Wilsen Willim yang berkolaborasi dengan Yayasan Jantung Indonesia (YJI).
Mengusung tema "Convoluted Repetition Theory", parade busana karya Wilsen di panggung Plaza Indonesia Fashion Week (PIFW) dibagi menjadi dua sequence.
Sequence pertama menampilkan koleksi busana terbarunya, sementara sequence kedua menampilkan koleksi busana dengan dominasi warna merah khas YJI.
Adapun warna merah merupakan salah satu warna dasar YJI. Termasuk warna dari kampanye "Go Red for Women".
Sebab, perempuan dinilai rentan terkena penyakit jantung, tak hanya setelah usia menopause namun juga pada perempuan usia produktif.
Pekan mode dinilai menjadi platform yang tepat untuk menyampaikan pesan tersebut. Mengingat pengunjung pekan mode cenderung didominasi kaum perempuan.
"Banyak yang belum menyadari, perempuan usia produktif pun tentan terkena penyakit jantung. Lewat platform fashion week kami mau menyampaikan itu."
Hal itu diungkapkan Esti sebelum sesi peragaan busana di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2019).
Menampilan 30 busana, Wilsen banyak melakukan eksplorasi bahan. Seperti katun, wool, kulit, organdi, sutra, serta sedikit kain tenun.
Bahan-bahan tersebut kemudian dijadikan berbagai busana, seperti long coat, blazer, pleated skirt, hingga celana dengan potongan longgar.
Tampilan setiap busana nampak sesuai dengan gaya khas rancangan Wilsen: independent women. Meski begitu, busananya juga tetap bergaya androgini alias bisa dikenakan baik oleh pria maupun wanita.
Sementara gaya busana tetap mengikuti tren global. Menurut Wilsen, saat ini tren street wear sudah mulai hilang dan digantikan dengan gaya berbusana yang lebih dewasa dan rapi.