Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2019, 07:58 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak ada yang bisa membantah, makanan yang kita konsumsi amat berkontribusi bagi kesehatan tubuh.

Banyak orang pun sangat mengerti, bahwa makanan yang sudah terkontaminasi atau kedaluwarsa harus dihindari, ya demi menjauhkan diri dari risiko.

Namun, mungkin belum banyak yang tahu jika makanan kalengan yang wadahnya sudah penyok pun memiliki risiko serupa.

Ketika makanan dikemas dalam kaleng, makanan tersebut mengalami proses pemanasan untuk menghancurkan bakteri dan jamur berbahaya.]

Baca juga: Tong Susu hingga Kertas Karton, Ini 5 Fakta Menarik Kemasan Susu di AS

Pemanasan juga bertujuan untuk menonaktifkan enzim yang memecah nutrisi makanan seiring berjalannya waktu.

Dengan demikian, pengalengan berfungsi mencegah kualitas makanan memburuk dan tidak terkontaminasi oleh jamur dan bakteri.

Lalu, mengapa kita benar-benar harus menghindari makanan dalam kaleng penyok?

Menurut Suki Hertz, profesor nutrisi dan kemananan makanan untuk Culinary Institute of America, semua itu tergantung pada tingkat keparahan bagian yang penyok pada kaleng itu.

Baca juga: Makanan dengan Kalori Negatif Hanya Mitos?

Jika bagian yang penyok terdapat dalam lapisan logam, sebaiknya kita tak membeli atau mengonsumsi makanan tersebut.

"Jika itu hanya penyok kecil di bagian lain pada kaleng, itu tidak akan mempengaruhi makanan di dalamnya," kata Hertz.

Hertz menambahkan, jika lekukan atau bagian penyok terdapat pada lapisan logam, makanan tersebut telah terkena udara sehingga patogen bisa masuk.

Inilah yang menyebabkan makanan tersebut mengundang penyakit saat dikonsumsi.

Kaleng yang penyok tak hanya merusak bagian logam luar kaleng. Namun, terkadang bisa terjadi di bagian dalam yang sulit kita lihat dengan mata.

Baca juga: Jangan Dibuang, Bekas Kemasan Produk Tetra Pak Bisa Jadi Investasi

Departemen Pertanian AS mengatakan, kita bisa memeriksa kaleng yang penyok dengan menggunakan jari. Namun, seringkali kaleng tersebut memiliki titik yang tajam.

Departemen Pertanian AS menyebut makanan yang dikemas dalam kaleng yang penyok bisa menyebabkan botulisme atau keracunan yang menyerang sistem saraf.

Gejala botulisme ini meliputi penglihatan ganda, kelopak sayu atau lemas, kesulitan menelan dan kesulitan bernapas.

Selain itu, dalam taraf yang ekstrem, kaleng yang bocor dan mengembung juga bisa menjadi tanda menurunnya kualitas makanan.

Meskipun ini jarang terjadi, mereka yang terllibat dalam industri kuliner sangat memperhatikan hal tersebut.

Baca juga: Innisfree Gandeng Disney, Bikin Kemasan Edisi Terbatas Toy Story

Di tempat-tempat seperti New York City, restoran benar-benar dapat kehilangan poin selama inspeksi jika mereka menggunakan makanan dalam kaleng penyok.

Menghindari kaleng penyok adalah salah satu hal yang dilakukan para ahli keamanan makanan untuk mencegah keracunan makanan.

Dengan kata lain, memerhatikan bentuk kaleng sebagai kemasan makanan adalah hal peting yang harus kite perhatikan saat berbelanja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com