Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 1 Mei 2019, 13:52 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Menumpuk kekayaan dianggap sebagai cara untuk menemukan kebahagiaan. Walau begitu, justru salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffet, beranggapan sebaliknya.

Dengan kekayaan bersih mencapai 91,1 milliar dollar AS atau Rp 1.200 trilliun, tentu mudah baginya untuk mendapatkan semua yang ia inginkan.

Namun, Buffet mengaku banyak uang bukan kunci menuju kebahagiaan. Pebisnis ini justru lebih menikmati hidup ketika ia hanya memiliki sebagian kecil dari kekayaan bersihnya saat ini.

"Saya bahagia ketika saya memiliki 10.000 dollar A, dan saat itu, saya keluar dari sekolah," kata Buffett.

Menurut cerita pria 88 tahun itu, orang cenderung berpikir memiliki banyak uang akan membuatnya bahagia.

"Jika saat ini kamu memiliki 100.000 dollar dan merasa tidak bahagia karena Anda berpikir punya 1 juta dollar AS akan membuat bahagia, Anda tetap tidak akan bahagia," ungkapnya.

Baca juga: Punya Banyak Uang Bikin Orang Sulit Berbagi, Benarkah?

Bahkan jika kita mampu menghasilkan uang dalam jutaan dollar, Buffet mengatakan kebahagiaan itu akan hilang ketika kita melihat orang lain memiliki harta lebih banyak.

"Kamu tidak akan jauh lebih bahagia meski kamu menggandakan kekayaan bersihmu," tambahnya.

Daripada mengandalkan uang sebagai sumber kebahagiaan, dia menyarankan kita untuk bersenang-senang sembari meraih kekayaan.

Hal itu sesuai dengan hasil riset yang dilakukan profesor psikologi Elizabeth Dunn. Ia membuktikan orang lebih bahagia ketika memiliki uang dan dapat membelanjakannya.

Dunn juga menyimpaulkan, waktu adalah "mata uang baru" yang lebih penting.

"Dalam hal kebahagiaan, waktu benar-benar mata uang mendasar," tambah Dunn.

Menurut Dunn, manusia memiliki uang yang terbatas. Jadi, membeli satu hal berarti tidak mampu membayar untuk hal lain.

Baca juga: 7 Kesalahan Mental yang Harus Dibenahi Jika Ingin Kaya...

Daripada terobsesi menghasilkan banyak uang, lebih baik memanfaatkan uang yang kita miliki dengan cara yang membuat kita bahagia.

Pada tahun 2017, Buffett mengatakan puas dengan menghasilkan 100.000 dolar AS atau sekitar Rp 1 milliar setahun karena dia sudah memiliki investasi yang membuatnya bahagia, yaitu rumah yang dia beli pada tahun 1958 dan masih dia tinggali.

“Jika saya bisa menghabiskan 100 juta dollar AS untuk sebuah rumah yang akan membuat saya jauh lebih bahagia, saya akan melakukannya," ucapnya.

Tapi, Buffet menganggap rumah yang ia tinggali saat ini adalah rumah yang paling membuatnya bahagia di dunia karena kenangan dan orang-orang yang tinggal bersamanya.

Buffet memiliki perusahaan konglomerasi "Berkshire Hathaway" yang membuatnya mampu membeli apa saja yang ia inginkan.

"Saya bisa membeli kapal pesiar 400 kaki dan memiliki 20 rumah dan apapun itu. Namun, aku tidak akan lebih bahagia," ucapnya.

Baca juga: Cara Baru Milenial Kaya Raya Gunakan Uangnya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau