Untuk porsi makan, Hardinsyah tidak menentukan porsi tertentu. Sesuaikanlah dengan kemampuan masing-masing sebab kapasitas perut setiap orang berbeda.
Santaplah makanan tinggi serat, karena akan membuat rasa kenyang lebih bertahan lama.
Sayur asem menjadi salah satu contoh menu yang baik untuk sahur sebagai pendamping nasi.
"Sayur asam bagus, ada jagung seratnya tinggi, melinjo, kacang, nangka muda. Itu berserat tinggi dan memperlambat proses pencernaan."
'Kalau pencernaan lambat, rasa kenyang akan lebih lama," kata dia.
Jika sempat, tambahkan buah-buahan. Pepaya menjadi opsi buah yang bagus karena daging buahnya lembut, manis dan kaya akan zat gizi.
Namun, jika tidak sempat mengupas pepaya pilihlah buah yang praktis seperti pisang atau jeruk.
"Porsi tidak bisa saya sarankan karena ukuran setiap orang berbeda. Ketika kenyang, setop," ucap dia.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Yuk Cek Harga Sembako Via Online
Terakhir, sebelum waktu imsak, usahakan meminum setidaknya tiga gelas air.
Penelitian yang pernah dilakukan Hardinsyah menunjukkan, minum enam gelas sehari di Bulan Ramadhan dianggap sudah cukup menghidrasi tubuh.
"Namun itu di luar kolak atau kuah bakso, itu bukan minuman," kata dia.
Ketika berbuka, ingatlah prinsip makan perlahan dan tidak tergesa-gesa.
Sebab, ketika berbuka perut dalam kondisi kosong dan lemah karena tidak makan dan minum sepanjang hari. Sehingga, jangan membuat perut "kaget" dengan langsung makan banyak.
Termasuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu ekstrem, misalnya terlalu asin, terlalu pedas, terlalu manis, dan makanan ekstrem lainnya.
"Kalau biasa makan dengan level kepedasan enam, nanti saja setelah tarawih. Intinya dimulai dengan (makanan) yang lembut, sunahnya manis," kata Hardinsyah.