Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 17 Mei 2019, 07:36 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perjalanan pulang ke kampung halaman alias mudik bagi perlu dipersiapkan secara matang. Apalagi bagi orangtua yang membawa si kecil untuk pertama kalinya.

Seringkali karena kekhawatiran berlebih, orangtua membawa banyak sekali barang-barang anak ketika mudik.

Akhirnya, bagasi mobil menjadi penuh dengan barang-barang bawaan. Atau jika bepergian dengan pesawat terbang, jatah bagasi pun menjadi berlebih.

Pendiri Parentalk ID, Nucha Bachri berbagi tips bagaimana menyiasati bawaan anak ketika mudik. Yang terpenting, kata dia, adalah membuat barang bawaan seringkas mungkin.

"Yang pasti, travel gear harus ringan, ringkas, tidak memberatkan kita dengan 'printilan' yang banyak banget," kata Nucha dalam talkshow Travelling With Babies di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (16/5/2019).

Gunakanlah strategi dalam menyusun daftar bawaan. Di tempat tujuan, Nucha sendiri biasanya akan mencuci pakaian anak yang dipakai di hari pertama untuk digunakan lagi di hari terakhir.

Memilih pakaian dengan warna monokrom cenderung lebih aman. Sebab, pakaian berwarna monokrom bisa dipadupadankan lebih mudah dan cenderung tidak mudah dikenali jika digunakan berulang.

"Kalau warna warni cenderung terlihat, kok pakai ini lagi ini lagi," kata dia.

Baca juga: Sistem One Way siap Diberlakukan Saat Mudik, Begini Rutenya

Bawalah perlengkapan yang bisa memudahkan orangtua membawa anak. Misalnya, stroller dan baby carrier. Nucha sendiri selalu membawa dua perlengkapan tersebut karena masih memiliki anak yang berusia satu tahun.

"Kan sedang aktif-aktifnya, digendong enggak mau, jalan belum bisa. Jadi bawa stroller dan baby carrier," ucapnya.

Selain kesiapan perlengkapan dan bawaan lainnya, penting pula bagi orangtua untuk memberitahu kepada anak tentang tempat yang akan dituju.

Bicara dengan anak yang sudah lebih besar akan lebih mudah karena bisa diajak berbincang. Namun, jika anak masih terlalu kecil tetaplah memberi afirmasi kepada mereka tentang tempat yang dituju.

"Agar secara batin anak akan lebih siap dan lebih paham juga kalau nantinya ibu dan ayahnya lebih capek," kata Nucha.

Jangan lupa persiapkan makan anak. Terkadang, ada kecenderungan anak malas makan ketika sedang bepergian. Siasati dengan mempersiapkan rencana cadangan, misal bagaimana agar anak mau mendahulukan makan makanan berkarbohidrat dan protein.

Baca juga: Jangan Menyerah Hadapi Balita Susah Makan

Kesepakatan dengan pasangan juga menjadi hal penting lainnya yang harus dibicarakan sebelum pergi mudik atau bepergian. Perlu ada kesepakatan untuk saling mengisi atau bergantian mengurus anak karena di perjalanan kita dan pasangan akan sama-sama lelah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau