Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Puasa Intermiten dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Kompas.com - 01/07/2019, 05:05 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Studi membuktikan, pembatasan waktu makan yang terlalu ketat juga tidak memberi manfaat kesehatan.

Misalnya, puasa intermiten dengan sistem 8:16 dianggap efektif menurunkan kadar insulin dan menormalkan tekanan darah pada pria dengan pradiabetes atau prehipertensi darpada puasa dengan sistem 12:12.

Peserta studi yang mengikuti pola puasa 8:16 - jam makan bebas selama delapan jam dan puasa selama 16 jam - merasa kenyang di malam hari.

Tidak semua peserta dalam studi ini kehilangan berat badan tetapi tidak ada peserta yang mengalami penambahan berat badan.

“Ada beberapa fleksibilitas dalam jadwal makan. Anda bisa makan mulai pukul 7 pagi hingga 2 siang atau dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore, tergantung kapan Anda tidur dan kapan Anda bangun," ucap Patton.

Menurutnya, inti dari semua ini adalah kita makan di pagi hari dan menghindari makan sebelum tidur.

Dampak pembatasan waktu makan ini belum diketahui pasti. Namun, banyak orang mengklaim metode diet ini sangat efektif untuk menurunkan berat badan, terutama bagi mereka yang berisiko diabetes.

Sayangnya, pola diet semacam ini tidak aman untuk penderita diabetes tipe satu, yang tak mampu memproduksi insulin.

"Pola makan ini bisa menyebabkan kadar gula darah Anda naik atau rendah," kata Patton.

Orang yang mengonsumsi obat diabetes, wanita yang sedang hamil atau menyusui dan siapa pun dengan risiko kesehatan harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba pola makan ini.

Seperti halnya dengan diet apa pun, hasil terbaik diperoleh dengan menggabungkan pola makan di awal waktu dan pilihan makanan sehat.

“Anda harus makan dengan baik. Anda tidak akan menurunkan berat badan jika Anda makan dengan buruk," kata Patton.

Menurutnya, diet vegan atau mediterania adalah pola diet yang ideal. Diet semacam ini menekankan konsumsi buah-buahan, sayuran, lentil, biji-bijian utuh dan lemak sehat serta membatasi asupan biji-bijian dan gula olahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com