Kita membutuhkan gula untuk energi, tetapi ketika kita kelebihan berat badan atau obesitas, kelebihan gula yang tidak kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi segera disimpan dalam sel sebagai lemak.
Insulin yang diproduksi di pankreas memfasilitasi proses penyimpanan. Ketika kita tidak makan untuk jangka waktu tertentu, insulin tidak diperlukan dan kadar insulin darah kita turun.
Ini menjadi sinyal sel-sel lemak kita untuk melepaskan gula yang digunakan sebagai energi. Ketika kadar insulin turun cukup jauh, kita membakar cukup lemak untuk menurunkan berat badan.
Ada beberapa jenis puasa intermiten namun tidak semuanya efektif untuk kita.
Beberapa alternatif puasa terkadang tidak akan menghasilkan penurunan berat badan yang efektif atau meningkatkan kesehatan jantung dibanding menerapkan pola makan rendah kalori.
Studi membuktikan, pembatasan waktu makan yang terlalu ketat juga tidak memberi manfaat kesehatan.
Misalnya, puasa intermiten dengan sistem 8:16 dianggap efektif menurunkan kadar insulin dan menormalkan tekanan darah pada pria dengan pradiabetes atau prehipertensi darpada puasa dengan sistem 12:12.
Peserta studi yang mengikuti pola puasa 8:16 - jam makan bebas selama delapan jam dan puasa selama 16 jam - merasa kenyang di malam hari.
Tidak semua peserta dalam studi ini kehilangan berat badan tetapi tidak ada peserta yang mengalami penambahan berat badan.
“Ada beberapa fleksibilitas dalam jadwal makan. Anda bisa makan mulai pukul 7 pagi hingga 2 siang atau dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore, tergantung kapan Anda tidur dan kapan Anda bangun," ucap Patton.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.