1. Blokade pelaku intimidasi
Sebagian besar perangkat memiliki pengaturan yang memungkinkan untuk memblokade email, Instagram, atau pun kontak seseorang.
2. Batasi akses ke teknologi
Meskipun menyakitkan, banyak anak yang mengalami bullying tidak dapat menahan godaan untuk memeriksa situs web atau telepon hanya demi melihat apakah ada pesan baru.
Simpan komputer atau gawai di tempat umum di rumah - misalnya, tidak ada laptop di kamar tidur anak-anak - dan batasi penggunaan ponsel dan gim.
Baca juga: Cyber Bullying Bisa Memicu Keinginan untuk Bunuh Diri
Beberapa perusahaan memungkinkan kita mematikan layanan pesan teks selama jam-jam tertentu.
Dan, sebagian besar situs dan telepon pintar menyertakan opsi kontrol untuk memberikan orangtua akses menuju pesan dan kehidupan online anak-anak mereka.
3. Kenali dunia online anak-anak kita
Ikuti atau "follow" media sosial anak kita, tetapi jangan menyalahgunakan hak istimewa ini dengan berkomentar atau mengunggah apa pun ke profil anak kita.
Periksa unggahan dan situs yang dikunjungi anak-anak, serta perhatikan cara mereka menghabiskan waktu di dunia maya.
Bicaralah dengan mereka tentang pentingnya privasi dan efek buruk berbagi informasi pribadi secara online, bahkan dengan teman-teman.
Buatlah "kontrak" tentang penggunaan gadget dengan sang anak.
Dorong mereka untuk menjaga kata sandi, dan untuk tidak pernah mengunggah alamat atau informasi ke mana mereka bepergian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.