Penelitian tersebut juga menemukan bahwa siswa dengan fasilitas sekolah yang mencukupi, serta lingkungan dan guru yang baik, memiliki performa akademik yang lebih baik daripada sekolah yang memiliki sedikit fasilitas dengan lingkungan yang tidak mendukung pembelajaran, serta guru yang tidak memiliki kualifikasi.
Tidak hanya itu, ditemukan juga bahwa sekolah dengan fasilitas yang cukup dan modern mampu meningkatkan pembelajaran anak. Anak malas belajar tidak selalu salah dari anak dan bisa jadi hanya membutuhkan perubahan di lingkungan sekitarnya.
Baca juga: Lingkungan Pengaruhi Kerja Otak, Benarkah?
Bullying
Orangtua dan pihak sekolah perlu peka dalam melihat apakah anak memiliki masalah di sekolah, salah satunya adalah bullying. Dalam jurnal International Education Studies, bullying atau perundungan berdampak negatif terhadap prestasi akademik anak.
Anak malas belajar bisa menjadi salah satu indikasi bahwa ia mengalami bullying. Orangtua perlu jeli dalam melihat kondisi anak karena bullying tidak hanya bersifat fisik dan verbal, tetapi juga bisa melalui media sosial maupun dikucilkan oleh teman-temannya.
Baca juga: Tipe-Tipe Anak yang Rentan Mengalami Bullying di Sekolah
Masalah dalam proses belajar
Anak malas belajar bisa jadi dikarenakan adanya gangguan belajar yang dialaminya. Gangguan belajar dapat membuat anak malas belajar karena kesulitan dalam menangkap atau memahami informasi yang diberikan.
Beberapa gangguan belajar yang umumnya dialami anak adalah ADHD dan disleksia. Anak ADHD ditandai dengan kesulitan anak untuk fokus, perilaku yang impulsif, dan hiperaktif.
Sementara disleksia merupakan gangguan belajar yang menyebabkan anak menjadi sulit membaca. Disleksia diakibatkan oleh ketidakmampuan anak dalam mengaitkan pelafalan dengan kata-kata.
Kedua gangguan belajar ini menghalangi proses pembelajaran anak dan tentunya membuat anak malas belajar.
Gangguan dalam emosi
Alasan lain dari anak malas belajar mungkin dikarenakan adanya masalah pada emosi anak, seperti rasa cemas yang berlebih atau depresi. Rasa cemas yang berlebih bisa mengganggu anak dalam mengerjakan tugas, kerja kelompok, ataupun presentasi.
Suasana hati sangat berperan dalam konsentrasi, energi, dan motivasi anak. Depresi menurunkan suasana hati anak dan mengganggu performa akademik anak.
Depresi biasanya ditandai dengan suasana hati yang sedih secara berkepanjangan, pemikiran untuk melukai diri atau mengenai bunuh diri, keinginan untuk melakukan bunuh diri, ataupun percobaan untuk melukai diri atau bunuh diri.