Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 19 Agustus 2019, 06:06 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Massa otot kita secara bertahap akan berkurang sebagai bagian dari proses penuaan atau disebut sarkopenia.

Pengurangan massa otot itu berdampak pada hilangnya fungsi, mobilitas, dan kemandirian bagi orang berusia dewasa. Dan, menurut sebuah penelitian baru, sarkopenia bahkan bisa menyebabkan kematian lebih awal.

Para peneliti mempelajari sekelompok 839 pria dan wanita di atas usia 65 selama sekitar empat tahun, merekam komposisi tubuh mereka dengan alat pemindai kepadatan tulang dari waktu ke waktu. Mereka meneliti "massa otot appendicular," yang berarti otot lengan dan kaki, serta lemak subkutan dan lemak visceral.

Menurut hasil yang diterbitkan dalam Journal of Bone and Mineral Research, ditemukan bahwa wanita dengan massa otot yang rendah 63 kali lebih mungkin meninggal lebih awal dibandingkan mereka yang memiliki massa otot lengan dan kaki yang lebih banyak.

Sementara pria dengan massa otot yang rendah 11 kali lebih berisiko terhadap kematian dini.

Baca juga: Bergerak Lebih Sering, Cara Sehat Cegah Kematian Dini

"Massa otot ini ternyata adalah faktor kunci," kata peneliti utama Rosa Maria Rodrigues Pereira, M.D., Ph.D., dari Fakultas Kedokteran Universitas Sao Paulo di Brasil.

Meskipun penelitian sebelumnya kebanyakan mengaitkan kematian dini dengan lemak visceral, khususnya yang terdapat bagian tengah tubuh, ternyata memiliki lengan dan kaki yang lebih lemah dapat membuat orang lebih rentan jatuh dan patah, kata Pereira. Ini benar jika mereka memiliki sarkopenia dan osteoporosis.

Sebagai contoh, sebuah penelitian yang dilakukan Pereira dan rekannya pada tahun 2016, terhadap orang dewasa di Brazil, mencatat bahwa kepadatan mineral tulang yang rendah - terutama dengan penurunan kepadatan di tulang paha - dikaitkan dengan kematian dini.

"Massa otot memainkan peran penting dalam stabilisasi, untuk pinggul dan bahu," kata Pereira.

“Ketika Anda kehilangan stabilitas itu sekaligus memiliki kepadatan mineral tulang yang rendah berarti Anda berisiko lebih tinggi mengalami patah tulang. Dan kita tahu dari penelitian sebelumnya bahwa cedera seperti pinggul yang rusak dapat secara signifikan meningkatkan risiko kematian dini."

Peserta riset yang meninggal selama jangka waktu penelitian memang memiliki beberapa faktor yang sama di samping massa otot yang rendah.

Mereka cenderung kurang berolahraga dibanding peserta lain, dan banyak yang menderita penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular. Risiko kematian juga tampak lebih tinggi di antara mereka yang memiliki lebih banyak lemak perut.

Baca juga: Jenis Olahraga yang Ampuh Mencegah Kehilangan Massa Otot

Dalam hal perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita, Pereira menduga bahwa perubahan hormon terkait menopause mungkin berperan.

Ketika hormon estrogen berkurang, itu dapat memiliki efek negatif pada massa otot, menyebabkan kehilangan otot, serta kepadatan tulang lebih sedikit dan lebih banyak lemak perut.

Tapi ada kabar baik. Sarcopenia bukannya tidak bisa dihindari, bahkan dapat dilawan dengan olahraga, terutama dengan latihan beban.

Catatan yang sangat penting adalah bahwa semakin muda Anda memulai latihan, hasilnya semakin baik, karena mencegah kehilangan otot jauh lebih mudah daripada mencoba menambahkannya.

Sebuah studi sebelumnya menemukan bahwa orang yang berusia di atas 60 tahun perlu berlatih beban lebih sering daripada orang dewasa yang lebih muda untuk mempertahankan massa otot dan ukuran otot.

Jadi, jika Anda berharap hidup lebih lama, maka mulailah melakukan latihan untuk menjaga otot-otot di tubuh, sekaligus menerapkan pola hidup sehat.

Baca juga: Mereka yang Punya Otot Kuat Lebih Berpeluang Panjang Umur

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau