Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghilangkan Perasaan Ragu Perempuan Saat Akan Berbisnis

Kompas.com - 29/08/2019, 12:11 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Kemampuan dan naluri bisnis pada perempuan sebenarnya tak kalah dengan laki-laki. Namun, perempuan dikenal kurang berani mengambil risiko dan terkadang penuh keraguan.

Padahal, dunia bisnis atau wirausaha memiliki banyak tantangan. Tanpa mental yang kuat, wanita akan lebih mudah goyah, apalagi jika bisnisnya mengalami kemunduran.

Menurut founder Narasi TV, Najwa Shihab, perempuan sebenarnya lebih kuat, tapi sering menganggap rendah kemampuannya sendiri.

"Tanpa disadari kita menganggap diri lebih rendah, kita malu menunjukkan kemampuan diri karena tidak mau dianggap sombong atau ambisius," kata Najwa dalam acara Global Conference on Woman and Entrepreneruship 2019 yang digelar oleh Lazada di Jakarta (28/8/2019).

Global Conference on Women and Entrepreneurship 2019 merupakan acara dua tahunan untuk mengapresiasi para perempuan yang berani mendobrak tradisi dan stereotip untuk membangun Indonesia dan dunia.

Tema tahun ini, “The World She Made”, menyoroti perubahan-perubahan positif nyayang telah disaksikan dan dirasakan secara global, berkat para perempuan yang berani menghancurkan penghalang yang mereka hadapi.

Baca juga: Mau Mulai Bisnis? Simak 5 Mitos tentang Wirausaha

Berbicara pada acara di Hangzhou, pendiri dan executive chairman Alibaba, Jack Ma menyampaikan apresiasi dan dukungannya pada pengusaha perempuan.

Ia mengatakan, perempuan merupakan bagian penting yang mendorong kesuksesan Alibaba Group selama 20 tahun terakhir.

“Perempuan terus memainkan peranan penting di Alibaba sejak awal didirikannya dua dekade lalu,” kata Jack Ma melalui video teleconference.

“Saya yakin meningkatnya partisipasi wanita dalam pengembangan teknologi dan desain produk akan menghadirkan manfaat dan perubahan bagi masyarakat,” tambah Ma.

Menurutnya, perempuan telah menunjukan kapasitasnya dalam beradaptasi terhadap perubahan pesat yang dibawa revolusi digital. Fleksibilitas dan kemampuan dalam menghadapi perubahan semacam inilah yang mendorong kreativitas diantara wanita.

Najwa mengajak wanita untuk mendobrak stigma dan stereotip lama di masayrakat.

"Wanita harus bernai menggunakan kewirausahaan dan kepemimpinan mereka, bukan hanya untuk mengubah dunia mereka sendiri, tapi juga komunitasnya," katanya.

Baca juga: Pesimisme Kunci Sukses dalam Wirausaha, Percaya?

Talkshow dalam acara Global conference on Woman and Entrepreneurship 2019 di Jakarta (28/8/2019). Talkshow dalam acara Global conference on Woman and Entrepreneurship 2019 di Jakarta (28/8/2019).

Pengalaman pebisnis wanita

Sejumlah pebisnis perempuan yang sukses juga hadir dalam acara tersebut dan berbagi pengalamannya.

Perasaan takut saat memulai bisnis juga dialami oleh Lizzie Parra.

"Perempuan sering overthinking, takut salah, takut dengan apa yang orang pikirkan. Jadi, banyak hambatan dari dalam diri sendiri," kata Lizzie yang mendirikan perusahaan kosmetik BLP Beauty ini.

Meski begitu, menurut Lizzie, kelebihan perempuan adalah mampu melakukan banyak peran sekaligus (multitasking).

Pendiri dan CEO Queenrides, Iim Fahima, mengatakan selama 15 tahun menggeluti dunia wirausaha, sudah kenyang dengan pasang surut bisnis.

"Ketika menemui kegagalan, kita jadi meragukan kemampuan diri sendiri. Namun, dari titik kegagalan itu biasanya saya justru menyadari potensi diri, belajar dari pengalaman yang lalu," kata Iim dalam acara yang sama.

Baca juga: Tips Pakai Platform Digital untuk Bisnis Kuliner yang Laku Keras

Ia menambahkan, untuk menghapus segala keraguan, kita harus kembali ke dalam diri sendiri dan memahami apa keinginan kita.

"Jangan kebanyakan membandingkan diri dengan orang lain. Seharusnya kita bersaing dengan diri sendiri. Pada akhirnya kita berjalan sendiri, tidak bergantung pada siapa pun, jadi kuatkan dulu fondasi kita," kata Iim memberi saran.

Sementara itu, CFO Lazada Indonesia, Anastasia Wibowo mengatakan, sebagai wanita kita harus berani mengambil setiap kesempatan yang datang.

"Jangan mau juga untuk bertanya, minta tolong dan disupport. Kalau mau maju, kita harus berinsiatif," ujar Anastasia.

Ditambahkan oleh Helianti Hilman, Founder dan Chairperson Javara, ketika menghadapi keraguan, perempuan cenderung bertanya kepada pihak lain, entah itu teman atau keluarganya.

"Pria juga punya keraguan, tapi mereka jarang ngomong. Perempuan cenderung menggunakan intuisinya, tapi punya resilien yang tinggi," kata Helianti.

Baca juga: Lewat Media Sosial, 5 Perempuan Muda Ini Sukses Bisnis Kecantikan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com