JAKARTA, KOMPAS.com - Kuliner seringkali menjadi pemersatu dari beragam perbedaan. Penggalangan dana lewat penyajian kuliner juga lebih mudah diterima berbagai kalangan.
Cara itu pula yang akan dijalankan oleh enam orang koki dari Indonesia, Prancis, Polandia, Korea, dan China Lewat charity dinner "East Meets West".
Mereka adalah William Wongso, Gilles Marx, Yvonne Yuen, Narae Hahn, Adam Szczechura, dan Frans Sumeigo.
Tujuan dari penggalangan dana ini adalah untuk membangun kembali sekolah-sekolah di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Happy Hearts Indonesia.
Makan malam amal yang diselenggarakan di Grand Hyatt Hotel Jakarta pada 4 September mendatang akan mengumpulkan donasi lebih dari Rp 370 juta akan dikumpulkan melalui penjualan tiket, sponsor dan pelelangan barang.
Chef Yvonne menyebutkan, para koki akan menyiapkan masakan khas timur dan barat. Itulah yang membuat charity dinner ini diberi tajuk "East Meets West".
"Chinese, Korean, French, Indonesia. Semua specialities-nya ada. So, from east to west," ujarnya.
Baca juga: 6 Destinasi Wisata Di Sumba, Pesonanya Indah Tiada Tara
Untuk charity dinner tersebut Chef Yvonne sendiri akan menyajikan beberapa makanan. Salah satunya sajian mie khas daerah Sazhi, China.
Menurut Yvonne, mie asal Sazhi tersebut punya ciri khas yang menurutnya akan disukai oleh orang Indonesia.
"Aku rasa orang Indonesia bakalan suka karena ini mie kering. Kalau orang China kan makan noodle biasanya dalam bentuk sup. Orang Indonesia enggak suka noodle dalam sup," tuturnya.
Koki asal Negeri Tirai Bambu juga akan didatangkan ke Jakarta untuk menampilkan cara unik membuat mi asli China.
"Mi-nya nanti akan ditarik on the spot. Akan ada 120 porsi, original noodle-nya white noodle. Setiap noodle harus ditarik satu-satu," ucapnya.
Selain lewat sajian kuliner, perancang busana Patrick Owen berkolaborasi dengan EmTe (Muhammad Taufiq) juga akan memelang dua karya seni mereka yang terinspirasi oleh kultur Papua.
Menurut Patrick, karya seni tersebut pernah ditampilkan di Melbourne Fashion Week 2015.
"Artwork itu tentang kultur Indonesia. Akan terlihat koteka, face painting dari Papua dan Burung Cendrawasih," kata Patrick.
Baca juga: Rancangan Kolaborasi Patrick Owen dan Darbotz Ditampilkan di Jepang
Selain lelang artwork, artwork bertema kultur Indonesia juga akan dibordir pada 40 scarf dari bahan daur ulang yang juga akan dijual pada acara tersebut.
"100 persen hasil lelang dan penjualan scarf akan kami donasikan," tuturnya.
Dengan dukungan yang saat ini diberikan oleh donor dan mitra, Happy Hearts Indonesia sudah membangun kembali lebih dari 160 sekolah yang menguntungkan lebih dari 50,000 anak di penjuru Indonesia.
CEO dari Happy Hearts Indonesia, Sylvia Beinwinkler mengatakan, charity dinner tersebut akan menjadi malam yang akan menyatukan seni, kuliner, dan mode untuk tujuan yang baik yakni membagikan semangat dan harapan bagi anak-anak di NTT.
"Dengan misi kami untuk memberikan anak Indonesia akses pendidikan yang lebih berkualitas, kami ikut serta mendukung Indonesia dalam memajukan sumber daya manusia mereka,” kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.