Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Mendaur Ulang Sampah Kemasan agar Memiliki Nilai Jual

Kompas.com - 12/09/2019, 21:35 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Dalam prinsip tersebut, kepada Kompas.com, perwakilan PRAISE Sinta, turut meningkatkan keterlibatan komunitas untuk pemilahan sampah, serta memanfaatkan sampah kemasan yang bisa digunakan kembali (reuse) oleh industri.

PRAISE merupakan gabungan dari enam perusahaan di Indonesia yaitu Coca Cola, Danone, Indofood, Nestle, Tetra Pak, dan Unilever.

Metode ekonomi sirkular bisa memungkinkan sampah kemasan memiliki daya guna dan nilai ekonomis.

Berdasarkan laporan dari Ellen MacArthur, tanpa pemahaman ekonomi sirkular, 95 persen nilai ekonomis bahan kemasan termasuk plastik sekali pakai akan hilang.

Baca juga: Usulan Bayar Iuran Sesuai Jumlah Sampah yang Dibuang, Setuju?

Sebaliknya dengan landasan ekonomi sirkular, 53 persen sampah di Eropa, bisa didaur ulang dan menghasilkan uang.

Namun, ekonomi sirkular akan bisa berjalan baik dengan menggunakan pedekatan ESR yang mendorong kolaborasi semua pihak baik itu rumah tangga, komunitas, pemerintah dan swasta.

Sirkular ekonomi melalui program Desa Kedas

Di Indonesia, usaha daur ulang adalah salah satu wujud sirkular ekonomi secara bertanggung jawab.

Namun, usaha daur ulang tersebut akan mengalami kendala tanpa proses pemilihan sampah yang benar.

PRAISE menginisiasi program Bali Bersih untuk membangun program komunitas berkelanjutan dalam rangka membantu lingkungan dan perkotaan mengatasi permasalahan sampah kemasan yang dihadapi melalui ekonomi sirkular.

Dalam melaksanakan program ini, asosiasi tersebut bekerjasama dengan Mckinsey.org yang menjadikan Desa Kedas (Desa Bersih) di Bali sebagai proyek percontohan Bali Bersih.

Baca juga: Sampah Jakarta 2 Hari Sebesar Candi Borobudur, Kita Bisa Bantu Apa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com