Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 16/09/2019, 11:00 WIB


KOMPAS.com - Pola makan vegetarian yang sama sekali tidak mengonsumsi protein hewani tidak cocok untuk bayi dan anak-anak karena masih membutuhkan beragam nutrisi.

Pada Maret 2018, pasangan orangtua di Australia membawa bayi perempuan mereka ke rumah sakit gara-gara kejang. Setelah diperiksa dokter, ternyata bayi tersebut memiliki gizi buruk dan menderita rakhitis, kondisi di mana tulang anak sangat lembek dan lemah karena kekurangan vitamin D.

Kemudian di bulan Desember, orangtua bayi tersebut dijatuhi hukuman karena menyebabkan bahaya pada bayi mereka, setelah ketahuan selama ini si bayi diberi pola makan vegan.

Menurut laporan Australian Broadcasting Company, pola makan bayi tersebut terdiri dari tahu, susu beras, sayuran, buah, dan juga oat.

Dokter menemukan tulang bayi tersebut tidak terbentuk dengan semestinya karena kekurangan nutrisi. Bayi 19 bulan tersebut terlihat seperti bayi usia 3 bulan karena giginya belum tumbuh.

Kini si bayi diasuh oleh kerabatnya dan orangtuanya hanya boleh menengok dengan pengawasan.

Baca juga: Bahaya Stunting Ketika Berat Badan Bayi Terus Turun

Walau pola makan vegan tak selalu menyebabkan kondisi ekstrem seperti bayi tersebut, namun laporan tersebut menggambarkan bahayanya pola makan yang terbatas untuk anak yang sedang tumbuh.

"Kami sering menemui anak-anak yang tidak tumbuh dengan baik karena orangtua mereka membatasi pola makannya. Biasanya pada keluarga yang vegan," kata Dr.Tanya Altman, dokter anak dan anggota American Academy of Pediatrics.

Anak-anak membutuhkan vitamin D dan kalsium untuk pertumbuhan tulang yang kuat dan sumber terbaiknya adalah produk hewani seperti susu dan telur.

Segelas susu sapi mengandung 8-10 gram protein, sedangkan alternatifnya seperti susu almond hanya mengandung satu gram protein. Kekurangan nutrisi itu berarti orangtua harus sangat memperhatikan asupan yang tepat dari beragam sumber nabati, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan lentil.

Menurut Altman, pola makan vegan bisa diterapkan setelah bayi berusia 6 bulan, dengan catatan bayi harus mendapat beragam jenis protein nabati. Selain itu, sejak lahir bayi seharusnya mendapatkan ASI atau susu formula kedelai.

Walau begitu, penelitian menunjukkan, bayi berusia 2-6 tahun yang mendapatkan susu sapi dan mengonsumsi telur sehari-hari memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih baik dibanding yang tidak mengonsumsi dua bahan pangan itu.

Menghindari bahan makanan tertentu dari pola makan anak bisa beresiko kekurangan gizi dan pertumbuhan yang lambat. Anak-anak disarankan mengonsumsi beragam jenis makanan, termasuk daging, telur, ikan, dan makanan yang biasanya tidak dikonsumsi orang yang vegan.

Baca juga: MPASI Pure Sayuran Tak Cukupi Kebutuhan Nutrisi Bayi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Health
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke