Air dingin dengan es justru disarankan untuk meminimalkan inflamasi jaringan otot pada 48 jam setelah lari jarak jauh. Selain mandi air dingin, Susan juga menyarankan kita berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi.
Baru setelah 48 jam, jika tidak ada cidera, kita bisa berendam atau mandi air panas.
Bila rasa pegal dan nyeri sudah hilang, kita bisa mulai lari dengan kecepatan lambat dan jarak pendek. Jarak dan kecepatan bisa ditambah pada minggu-minggu berikutnya secara bertahap.
Kita juga disarankan untuk mengukur pernafasan dan detak jantung kita. Lari sebaiknya dilakukan setelah detak jantung istirahat atau resting heart rate (RHR) kita kembali normal seperti sebelum mengikuti marathon.
Bila detak jantung meningkat tajam atau kita bernafas terengah-engah saat mulai kembali berlari, maka itu merupakan tanda kelelahan dan artinya kita masih belum pulih dari marathon.
Nah, setelah semuanya normal dan kamu bisa berlari dengan nyaman, maka kamu bisa mempersiapkan diri untuk marathon berikutnya.
Baca juga: Yakin Anda Sudah Cukup Kuat untuk Ikut Marathon?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.