Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Acara Seni Jalanan Terbesar Singapura Hadir di USS

Kompas.com - 09/11/2019, 08:23 WIB
Wisnubrata

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Street culture atau budaya jalanan tidak melulu soal fashion, sepatu, atau skateboard. Tapi, juga tentang art, mainan, hingga tattoo.

Hal-hal itulah yang diangkat di acara Culture Cartel, salah satu event terbesar dari Singapura yang menggabungkan berbagai jenis street culture.

Masalahnya, Singapura kan tidak bisa dicapai dengan ojek online atau kereta komuter!

Untunglah kamu yang pengen tahu tentang perhelatan Culture Cartel, bisa merasakan cuplikannya di Urban Sneaker Society yang diadakan di Distrik 8 SCBD, Jakarta, tanggal 8-10 November 2019.

Culture Cartel hadir dengan konsep pop-up selama tiga hari untuk memberikan gambaran sekilas mengenai pengalaman yang dapat diharapkan pengunjung di gelaran Culture Cartel Singapura, 6-8 Desember 2019 mendatang.

"Culture Cartel diharapkan menjadi wadah bagi para penikmat street culture seperti, skateboard, streetstyle, pecinta mainan di Asia," ujar Jeremy Tan, Co-Founder Culture Cartel, saat ditemui di USS, Jumat (8/11/2019).

Selain itu, ia mengajak para seniman di bidang kreatif untuk ikut bergabung dalam acara tersebut, salah satunya seniman Yogyakarta, Tuyuloveme yang ikut beraksi di USS.

Adapun dalam acara USS 2019, Culture Cartel menampilkan 4 exhibition terbaik mereka. Apa saja?

Live Mural

Live mural di Culture Cartel, USS 2019CC Live mural di Culture Cartel, USS 2019
Di sini, Sam Lo, visual artist asal Singapura berkolaborasi dengan Tuyuloveme seniman lokal asal Yogyakarta membuat mural dengan konsep freestyle. Uniknya, kedua orang ini belum pernah berkolaborasi sebelumnya.

Hal semacam ini juga kerap terjadi di jalanan, di mana para seniman membuat mural bersama-sama dengan gaya bebas, namun hasilnya mengagumkan.

Tak hanya itu, karya mural mereka juga diaplikasikan pada baju dan topi sebagai merchandise eksklusif yang hanya bisa dibeli di acara Urban Sneakers Society 2019.

Seni mural yang diaplikasikan pada t shirtKOMPAS.com/Wisnubrata Seni mural yang diaplikasikan pada t shirt
Sam Lo sendiri adalah seniman visual otodidak yang berbasis di Singapura, karyanya seputar komentar sosial didorong oleh pengamatan harian sekelilingnya dan penelitian mengenai sosial politik.

Intrik yang diangkat dengan konsep budaya, dan eksekusi berani dalam merintis seni jalanan membuat dia dijuluki "Lady Sticker".

Sedangkan Tuyuloveme adalah seorang penulis dan seniman grafiti yang memulai lukisan artistiknya di jalanan sejak tahun 2006. Meskipun ia bukan penduduk asli Yogyakarta, ia telah menyebut Yogya sebagai rumah selama bertahun-tahun - tempat inspiratif untuk membuat karya dan jaringan kerja yang kreatif.

Beralih dari estetika huruf grafiti tradisional, Tuyuloveme mulai melukis karakter pada tahun 2009. Meskipun serbaguna dalam tekniknya, Tuyuloveme melukis karakter uniknya secara konsisten.

Tokoh-tokohnya mewakili alter egonya, macam-macam potret diri, bermunculan di dinding dan sudut jalan di seluruh kota di Indonesia dan sejauh Singapura, Melbourne, Bangkok, Moskow, Manila.

Gaya visualnya digambarkan sebagai sesuatu yang bertolakbelakang dan kontras dengan kepribadiannya sebagai orang yang pemalu.

Mighty Jaxx

Pada kesempatan ini, Mighty Jaxx, produsen mainan yang pernah berkolaborasi dengan Uniqlo memamerkan beberapa karya mainan terbaru. Salah satunya, mainan esklusif hasil kolaborasi dengan seniman Indonesia Abell Octovan, berjudul I Donut care .

Sneakers Limited Edt

Sneakers limited edition yang dipamerkan dan dijual di Culture Cartel, USS 2019KOMPAS.com/Wisnubrata Sneakers limited edition yang dipamerkan dan dijual di Culture Cartel, USS 2019
Untuk para pencinta sneakers, Culture Cartel menawarkan sepatu limited edition dengan harga relatif lebih murah dibanding reseller lain.

Di booth Culture Cartel, terlihat koleksi antara lain Air Max 1/97 VF Sean Wotherspoon, berbagai Yezzy, Air Jordan, dan New Balance Madness.

Di sini, sneakerhead berkesempatan untuk memenangkan Yezzy Boost 350 V2 hyperspace dengan harga Rp 3,2 juta. Caranya dengan mengisi data diri ke dalam kotak undian. Lalu, pemenangnya akan diundi pada hari terakhir USS 2019.

Kolaborasi Tattoo Frankie Sexton dan Bradley Tan

Sudut instalasi tattoo di Culture Cartel, USS 2019KOMPAS.com/Wisnubrata Sudut instalasi tattoo di Culture Cartel, USS 2019
Frankie Sexton adalah spesialis seniman tato bergaya manga dan anime Jepang asal Singapura. Karyanya serigkali terlihat seperti komik manga bertema horor.

Kegemarannya pada tato dan budaya Jepang telah membuatnya berkeliling dunia. Kemampuannya dalam memunculkan emosi dari gambar manga membuat karyanya seperti hidup.

Sedangkan Bradley Tan adalah seorang seniman tato bergaya realism yang hasil karyanya terinspirasi dari foto, dengan warna hitam dan abu-abu. Bradley belajar tattoo sejak ia berusia 13 tahun, ketika ia ditawari magang di sebuah studio tato lokal di lingkungannya.

Meski begitu, kamu sepertinya tidak bisa membuat tattoo di acara ini, karena panjangnya antrean orang yang ingin membuat tattoo dari dua seniman itu bisa mencapai enam bulan.

Yang jelas, pengalaman pop-up Culture Cartel dengan sejumlah seniman, brand, dan karya yang mewakili pada acara USS ini, merupakan langkah awal Culture Cartel berekspansi ke luar Singapura. Mungkin kelak acara ini digelar juga di Indonesia. (Renna Yavin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com