KOMPAS.com - Khitan atau sirkumsisi merupakan salah satu tindakan bedah yang telah lama dipraktikkan dalam sejarah manusia dan dianjurkan di beberapa agama. Berkembangnya metode sunat modern membuat tindakan ini lebih nyaman dan minim komplikasi.
Metode khitan yang konvensional dilakukan dengan membuang kulup yang dipotong dengan gunting, lalu dilakukan penjahitan.
Tindakan sunat seharusnya dilakukan oleh dokter yang mempunyai kemampuan.
Menurut dr.Henki Prabowo Irianto, Sp.B dari Rumah Sunatan, masih banyak ditemui kasus-kasus komplikasi akibat tindakan sunat yang tidak tepat atau metode tradisional yang tidak sesuai prosedur.
“Di Komisi Perlindungan Anak banyak juga laporan kasus-kasus komplikasi akibat sunat yang tidak sesuai prosedur. Misalnya disunat dengan cauter tetapi jepitannya tidak presisi sehingga bagian kepala penis malah terpotong setengah,” ujar Henki dalam acara temu media di Jakarta (13/11).
Saat ini telah berkembang metode sunat modern, di antaranya kauter (dikenal dengan listrik), hingga klem.
Setiap metode, baik konvensional atau modern, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
“Misalnya untuk metode cauter atau laser sebenarnya harus hati-hati karena anak tidak bisa diam, goyang terus, sehingga bisa tidak presisi,” ujarnya.
Baca juga: Sunat Pada Anak, Kapan Usia Ideal untuk Menjalaninya?
Metode klem
Metode lain yang saat ini disukai masyarakat adalah dengan klem karena diklaim lebih aman dan minim perdarahan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.