Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Bieber, Mengapa Penyakit Lyme Sering Salah Diagnosis?

Kompas.com - 17/01/2020, 19:57 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

Andai ada tes yang dapat diandalkan untuk mendeteksi penyakit Lyme, masalah ini mungkin akan hilang. Tetapi saat ini, dokter belum memiliki cara untuk menguji keberadaan Borrelia burgdorferi dalam darah.

Sebagai gantinya, mereka menggunakan tes antibodi, yang mengukur respon sistem kekebalan terhadap bakteri ini.

Jadi, seseorang yang memiliki penyakit Lyme dapat melakukan tes negatif selama bulan pertama terinfeksi jika sistem kekebalan tubuhnya belum menghasilkan tingkat antibodi yang terdeteksi.

Beberapa studi juga menunjukkan bahwa tes untuk penyakit Lyme tidak selalu akurat dan kadang-kadang hasilnya salah.

Kurangnya diagnosis yang jelas dapat membuat orang dengan PTLDS dalam kebingungan, terus-menerus tidak bisa menjelaskan mengapa mereka merasa sangat lelah sepanjang waktu.

Teman, keluarga, dan dokter mungkin juga meragukan kebenaran pengalaman mereka. Bahkan orang-orang terdekatnya, seperti pasangan atau orang tua bisa saja mengatakan bahwa itu hanya pikiran saja yang menyebabkan sakit.

Cashel didiagnosis terkena penyakit Lyme ketika dia berusia 7 tahun setelah digigit kutu dan muncul ruam bullseye yang khas. Setelah perawatan dengan antibiotik, dia merasa lebih baik, tetapi dia terus mengalami rasa sakit, kelelahan, dan masalah neurologis selama bertahun-tahun.

Dia juga menemukan dirinya berjuang untuk meyakinkan orang-orang di sekitarnya bahwa dia sakit, termasuk pada sejumlah dokter.

Mendapatkan bantuan medis untuk gejala Lyme

Dengan penyebaran penyakit Lyme yang cepat dan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kutu lainnya --yang menurut CDC mungkin disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan atau iklim--  dokter perlu mengetahui gejala kompleks yang dapat terjadi pada penyakit Lyme.

International Lyme and Associated Diseases Society nirlaba memiliki direktori dokter yang terlatih untuk mengobati penyakit bawaan kutu yang kompleks.

Namun, masih banyak penelitian yang diperlukan untuk memahami hubungan antara penyakit Lyme dan depresi.

Tetapi beberapa dokter mengatakan bahwa menangani masalah psikologis, apa pun penyebabnya, dapat mendorong pemulihan.

Cashel mengatakan salah satu hal yang didorong oleh organisasinya untuk dilakukan orang adalah memahami semua aspek pengalaman sakit yang mereka alami, termasuk fisik dan mental.

“Jika kamu mengalami sakit yang terus menerus dan didiagnosis menderita Lyme setelah 15 tahun mencari diagnosis, penting untuk menjelaskan adanya perjuangan kesehatan mental dan seberapa sulit menghadapinya,” kata Cashel.

"Dengan cara itu itu dan berbicara tentang penyakit mereka secara lebih terbuka, saya berharap orang-orang akan dapat pulih dari trauma sedikit lebih mudah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com