Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2020, 07:00 WIB

KOMPAS.com— Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula tinggi menyimpan bahaya laten bagi kesehatan. Selain obesitas, kelebihan gula juga memicu gangguan hormonal dan diabetes.

Sayangnya, konsumsi gula orang Indonesia termasuk tinggi. Menurut data United States Department of Agriculture (USDA), berdasarkan laporan penggunaan gula untuk penduduk Indonesia tahun 2018, asupan gula penduduk Indonesia sebanyak 11,47 kg per orang per tahun, atau 32 gram per orang per hari.

Ahli gizi Dr.dr. Fiastuti Isbandi Witjaksono, Sp.GK menyarankan agar masyarakat menghitung berapa banyak gula yang sudah dikonsumsi setiap harinya.

“Kalau kita hitung, gula itu tidak hanya dari gula yang kita tambahkan pada teh atau kopi, kita juga harus lihat pada gula minuman dan makanan yang dijual,” ujar Fiastuti kepada Kompas.com saat dihubungi, Kamis (20/2/2020).

Minuman berpemanis yang mengandung gula tinggi sedang menjadi tren dan begitu mudah didapatkan, bahkan cenderung lebih mudah dibandingkan mencari asupan sehat.

Menurut Fiastuti, banyaknya gerai yang menjual makanan dan minuman manis karena memang permintaannya tinggi.

"Coba saja hitung berapa kita minum minuman kaleng, minuman saset, boba, atau kopi itu," katanya.

Baca juga: Bahaya Gula Berlebih di Balik Demam Boba

Cukai


Sebagai praktisi kesehatan, Fiastuti mengatakan sangat mendukung usulan Menteri Keuangan yang ingin menarik cukai dari minuman berpemanis.

“Ini sangat bagus sekali, karena menurut saya kita sangat dirugikan terhadap tingginya asupan gula di Indonesia,” ucapnya.

Sebelumnya, Kementerian Keungan mengusulkan pengenaan tarif cukai untuk produk minuman berpemanis.

Menteri keuangan Sri Mulyani mengatakan usulan ini didasarkan pada fenomena banyaknya masyarakat Indonesia yang terkena penyakit akibat gula dan makanan berpemanis.

"Kita tahu ada beberapa penyakit karena konsumsi gula berlebihan seperti diabetes melitus obesitas dan lainnya. Prevelensi diabetes melitus dan obesitas meningkat hampir dua kali lipat dalam kurun waktu 11 tahun," ujarnya dalam rapat kerja bersama komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com