"Banyak orang yang menikah tanpa ketertarikan dengan pasangannya dan berpikir rasa tersebut akan lebih baik setelah menikah."
"Namun hasilnya, mereka justru mengalami frustrasi seksual sejak awal," kata konsultan hubungan dan pemilik Double Trust Dating and Relationship, David Bennett.
Jika kita kehilangan ketertarikan fisik terhadap pasangan, menikah jelas merupakan rencana yang buruk.
Pada awal hubungan, banyak orang menjalaninya dengan konsep: "kita melawan dunia" karena hubungan dengan pasangan tak direstui keluarga dan teman.
Namun, pernikahan tidak sekadar melibatkan dua orang saja, sehingga kita membutuhkan persetujuan lingkungan terhadap siapa yang akan kita pilih sebagai pasangan hidup.
"Kita akan membutuhkan dukungan dari teman-teman dan keluarga, terutama jika berencana memiliki anak," kata Bennett.
Baca juga: Pasangan Gampang Cemburu, Pertanda Gangguan Narsistik
Seharusnya, kita tidak perlu susah payah memohon agar pasangan kita mau menikahi. Kita dan pasangan mestinya sudah punya tujuan yang sama.
Bennett mengatakan, ada banyak pasangan yang pernikahannya benar-benar diusahakan oleh satu pihak, sementara pihak lainnya merasa diseret atau terpaksa.
"Situasi ini akan membawa bencana karena salah satu pihak tidak melabuhkan hatinya di sana atau belum siap berumah tangga," kata Bennett.
Jika kita merasa menjadi pihak yang berupaya keras membawa hubunganmu ke jenjang pernikahan sementara pasanganmu sebaliknya, maka itu merupakan tanda negatif bagi masa depan pernikahan.
Baca juga: Mantan Kekasih Menikah, Perlukah Beri Ucapan Selamat?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.