Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2020, 11:05 WIB

KOMPAS.com - Berdasarkan analisis terhadap data orang yang terinfeksi Covid-19 atau virus corona, memang ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan tertular virus ini. Misalnya saja kelompok pria, berusia lanjut, dan juga perokok.

Studi terbaru dari China menunjukkan, seseorang dengan golongan darah A cenderung lebih rentan terhadap virus corona.

Sementara, mereka yang memiliki golongan darah O lebih resisten atau punya daya tahan lebih baik.

Para peneliti yang mempelajari COVID-19 di pusat wabah di China, yaitu kota Wuhan dan Shenzhen menemukan proporsi pasien golongan darah A yang terinfeksi dan meninggal karena penyakit itu secara signifikan lebih tinggi.

Peneliti membandingkan golongan tersebut dengan mereka yang memiliki golongan darah sama di masyarakat umum.

Sementara, pasien dengan golongan darah O memiliki proporsi lebih kecil untuk terinfeksi dan meninggal dunia karena virus corona.

Baca juga: Peneliti China Sebut Golongan Darah O Lebih Resisten terhadap Virus Corona

"Orang-orang dengan golongan darah A perlu memperkuat perlindungan pribadi untuk mengurangi kemungkinan infeksi," tulis para peneliti di Centre for Evidence-Based and Translational Medicine di Wuhan.

Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 melakukan tes tekanan darah saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru.AFP/STR/CHINA OUT Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 melakukan tes tekanan darah saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru.

Metode penelitian

Tim peneliti yang dipimpin oleh Wang Xinghuan menyebut studi ini sebagai awal, dan masih banyak studi lain yang harus dilakukan untuk mengembangkan temuan konkret.

Studi yang dipublikasikan di Medrxiv.org ini membandingkan jenis darah dari 2.173 kasus virus corona yang dikonfirmasi di Wuhan dan Shenzhen dengan lebih dari 3.694 penduduk dalam kondisi sehat di wilayah Wuhan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca tentang
Sumber NYPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com