Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Membosankan, Rutinitas Penting untuk Anak-anak

Kompas.com - 03/04/2020, 23:52 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

Sumber Motherly

KOMPAS.com - Beberapa orang mengatakan bahwa rutinitas adalah suatu hal yang membosankan. Bisa jadi itu ada benarnya, tetapi membosankan bisa menjadi hal yang baik — terutama untuk anak-anak kita.

Tanpa rutinitas dan struktur, kehidupan menjadi kacau. Dari masa bayi hingga usia tua, kita semua merasa lebih baik dan berfungsi lebih baik ketika ada konsistensi dan prediktabilitas di zaman kita.

Rutinitas memang tidak selalu mudah, apalagi bagi orang-orang yang tak termasuk tipe 'terorganisir'.

Baca juga: Orangtua Perlu Membiarkan Anak Merasakan Kegagalan, Mengapa?

Tapi, ada kalanya kita juga tak terlalu menyukai kejutan, misalnya ketika seseorang mendadak datang ketika kita sedang bersiap untuk pergi. Tentu saja, selanjutnya hal itu akan menyebabkan kekacauan.

"Sangat mudah memang untuk menganggap rutinitas dan kebiasaan itu membosankan," kata psikolog dan profesor sosial USC, Wendy Wood.

“Tetapi rutinitas menjaga kita di jalur tengah ketidakpastian yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu membebaskan ruang otak untuk bermimpi, untuk menciptakan ide-ide segar, dan untuk memecahkan masalah. Kebiasaan membantu kita menjalani hari dengan stres minimal. ”

Dengan begitu, menurut Wood, rutinitas memberi kita waktu dan energi untuk fokus membuat keputusan yang lebih baik.

Baca juga: Menghadapi Anak yang Jadi Manja Selama Diam di Rumah

Pentingnya rutinitas pada anak-anak

Berapa kali kamu mendengar, "Itu membosankan" terucap dari mulut anak-anak? Mereka impulsif, selalu menjelajahi dunia mereka, dan mengikuti emosi mereka.

Tentu saja, mereka lebih suka bermain daripada duduk diam, atau bermain dengan teman-teman mereka daripada melakukan pekerjaan rumah.

Tetapi kenyataannya adalah, bahwa anak-anak membutuhkan rutinitas dan berkembang dengan struktur.

Ada satu lagi tujuan penting rutinitas kata Wood, rutinitas membantu anak-anak (dan semua manusia) menyesuaikan diri dengan perubahan.

Tanpa disadari, manusia sebenarnya berpegang teguh pada kebiasaan. Otak manusia diprogram untuk melakukan sesuatu yang diketahui dan menolak perubahan.

Karena, sesuatu yang tidak diketahui itu terasa menakutkan — terutama bagi anak-anak, yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dunia nyata untuk mengantisipasi apa arti perubahan itu sebenarnya.

Baca juga: Bukan Hanya Orangtua, Anak-anak Juga Ingin Didengarkan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com