Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah AC Meningkatkan Penyebaran Virus Corona?

Kompas.com - 22/04/2020, 19:15 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semakin meluasnya dampak penyebaran Covid-19 di berbagai negara membuat para peneliti dan ilmuwan terus mempelajari virus baru ini dan merekomendasikan perlindungan terbaik untuk mencegah perluasan penyebarannya.

Sejumlah studi terbaru menunjukkan, bahwa virus corona bisa hidup pada permukaan seperti kardus, plastik, baja, hingga tembaga selama beberapa jam.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya mengklaim, bahwa virus corona tidak menular lewat udara melainkan melalui tetesan (droplet) yang dihasilkan oleh orang yang terinfeksi ketika orang itu batuk, bersin atau berbicara.

Baca juga: Berapa Lama Proses Kesembuhan Infeksi Virus Corona?

 

Namun sebuah laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menunjukkan, bahwa virus corona dapat menyebar di daerah-daerah yang terpapar udara dari sistem pendingin udara atau air conditioning (AC).

Lalu, mungkinkan penyebaran virus lebih tinggi pada ruangan ber-AC?

Sebuah studi di China melihat kemungkinan penularan virus corona dalam sistem pendingin udara di ruang tertutup.

Laporan penelitian ini diterbitkan oleh CDC, menunjukkan bahwa virus corona memengaruhi 10 orang dari tiga keluarga (keluarga A hingga C) yang makan di restoran ber-AC yang sama di Guangzhou, Cina.

Keluarga A melakukan perjalanan dari Wuhan dan tiba di Guangzhou. Pasien kasus indeks, yang berasal dari keluarga A, berada di sebuah restoran dengan tiga anggota keluarga lainnya. Keluarga B dan C duduk di dekat meja mereka di restoran yang sama.

Baca juga: Muncul Gejala Baru Virus Corona, Kulit Mati Rasa

Beberapa saat setelahnya, pasien kasus indeks mengalami gejala seperti batuk dan demam. Setelah beberapa hari, total sembilan anggota dari keluarga A, B dan C jatuh sakit karena penyakit virus corona.

Satu-satunya sumber pajanan untuk penyebaran penyakit pada keluarga B dan C adalah pasien kasus indeks.

Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa restoran itu ber-AC, tidak memiliki jendela dan setiap meja memiliki jarak satu meter. Adapun pendingin udara sentral terletak di atas meja di mana keluarga C sedang duduk.

Meskipun pasien dengan kasus indeks asimptomatik (tidak menunjukkan gejala) dan presimptomatik (menunjukkan gejala sakit setelah beberapa hari diagnosis dilakukan), penelitian penularan virus dilaporkan selama penelitian.

Studi ini menyimpulkan, penularan virus terjadi karena penyebaran droplet. Para peneliti juga menemukan, bahwa aliran udara yang kuat dari AC dapat menyebarkan tetesan lebih mudah, sehingga menunjukkan bahwa transmisi tetesan didorong oleh ventilasi ber-AC.

Namun, jika restoran nantinya bisa kembali beroperasi normal, para peneliti mengungkapkan kemungkinan batasan untuk mencegah risiko penyebaran virus.

Misalnya, jumlah batasan durasi pelanggan menghabiskan makanan di tempat, pengurangan jumlah pelanggan, pendingin udara harus tetap dalam keadaan mati, hingga kewajiban penggunaan masker bagi para karyawan.

Baca juga: Hubungan Mengerikan antara Vape dan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com